Sunday, December 4, 2016

Perjaka Untuk Adnin

Perjaka Untuk Adnin

Kisah Nyata Perkenalkan namaku Helmi, usiaku saat ini 23 thn, statusku adalah sebagai mahasiswa disalah satu universitas di Bandung. Cerita sex yg akan kuceritakan ini terjadi 1 thn yg lalu. Sudah agak lama memang sih, tp pengalaman Sex ku itu selalu terniang dipikiranku. 

Pengalaman tersebut tdk akan pernah aku lupakan, karena memang itu adalah pengalaman bercinta pertamaku dengan pacarku Yankg juga mahasiswi bernama Andin.Awal mula hubunganku berawal dari persahabatanku dengan Andin karena ia adalah cucu dari ibu kosku. Andin ini berasal dari Jatim, usianya lebih tua dariku 1 thn, dan dia sekarang sedang kuliah di Bandung tapi berbeda Universitas denganku.
Alasan Andin ikut neneknya adalah, karena Ke 2 orang tuanya telah pisah ranjang selama 2 thn (tp belum bercerai) dan Andin mulai tinggal bersama neneknya (ibu kosku) semenjak ia masuk kuliah. Mungkin terlalu panjang kalo kuceritakan bagaimana prosesnya hingga kami berpacaran. Aku beruntung punya pacar seperti dia. Andin ini berwajah cantik bertubuh sexy, dan berkulit putih mulus. Pokoknya dia ini adalah wanita idaman para lelaki deh. Sebenarnya kos-kosan Yankg aku tinggali ini adalh kosan kusus wanita, aku sendiri juga nggak tahu kenapa ibu kos mau menerimaku untuk kos dirumahnya. Mungkin saja wajahku seperti anak Yankg sholeh barang kali ya. Hahahaha.
Pada pertama kali kita berpacaran, Andin termasuk tipe wanita Yankg susah dijamah, Jangankan untuk bercumbu, memegang tangannya saja susahnya minta ampun, ngak kebaYankg deh gimana susahnya kalau mau minta begituan sama Andin. Padahal aku termasuk orang yg mempunyai gairah sex Yankg lebih. Aku sering sekali melakukan onani untuk melampiaskan nafsu sexku, hingga sekarang. Biasanya aku melakukan onani sampai 2 kali sehari. Setiap aku berfantasi dan gairah sexku datang, pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. kebiasaan itu aku lakukan terkadang dikamar mandi menggunakan sabun, sambil nonton DVD porno dan Yankg paling sering adalah ketika sambil tiduran telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan penisku.
Aku merasakan nikmat setiap orgasme onani. Back to story, sejak aku dan Andin resmi jadian, baru dua minggu kemudian dia mau kucium pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yg panjang, akhirnya ia mau juga kucium pipinya, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak saat itu. Hingga pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul 9 malam, aku, Andin dan Rosa (teman kosku) masih asyik menonton TV di ruang tamu. Sementara itu, ibu kos serta 4 anak kos yg lainnya sudah tertidur. Kami ber 3 duduk diatas karpet yg ada di ruang tamu. Rosa duduk di depan sementara aku dan Andin duduk agak jauh dibelakang Rosa. Kami mempunyai kebiasaan mematikan lampu yg ada di ruang tamu itu ketika sedang menonton televisi.
Ketika itu suasana ruangan itu remang-remang, dan Rosa pun terlihat masih asyik menonton dan Andin yg disampingku saat itu hanya mengenakan kaos ketat dan rok mini, sedangkan matanya masih konsen menonton film tersebut. Sesekali saat pandangan Rosa tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Andin. Entah Andin terlalu memperhatikan film hingga tangannya tdk menepis saat tanganku memeluk tubuhnya yg padat. Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya. Terkadang kalo pas iklan, Andin pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tdk dilihat Rosa. Dan saat film diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.
“ I love you, honey…. ” Bisikku di telinganya.
Andin menoleh ke arahku dan tanpa sepengetahuan Rosa, ia mendaratkan ciumannya ke pipiku. Oh my God, baru pertama kali aku dicium seorang pacar, tanpa aku minta pula. Situasi seperti ini tiba-tiba membuat pikiranku jadi ngeres apalagi saat Andin meremas tanganku yg saat itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yg sayu sekilas menoleh ke arah Rosa yg masih nongkrong di depan TV. Aman, pikirku.Apalagi ditambah ruangan yg hanya mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas payudara Andin. Andin menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, hingga saat tangan kiriku masuk ke dalam daster bagian bawah yg agak terbuka dari tadi, sama sekali tdk diketahui Rosa.
Mungkin ia konsen dengan film, atau mungkin juga ia sudah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran. Ciumanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Andin yg putih mulus sementara tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan vagina Andin yg masih terbungkus celana dalam. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas saat kurasakan celana dalamnya mulai basah dan hangat. Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yg mulai basah oleh cairan vagina Andin buru-buru kutarik dari dalam roknya, ketika tiba-tiba Rosa bangkit dan melihat ke arah kami berdua. Kami bersikap seolah sedang konsen nonton juga,
“ Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya! ” ujar Rosa sambil menyerahkan remote TV pada Andin.
Rosa kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalam. Aku yg tadi agak gugup, bersorak girang ketika Rosa hanya pamitan mau tidur. Aku pikir dia setdknya mengetahui perbuatanku dengan Andin. Bisa mati aku. Andin yg sejak tadi diam (mungkin karena gugup juga) matanya kini tertuju pada TV. Aku tahu dia juga pura-pura nonton, maka saat tubuhnya kupeluk dan bibirnya kucium dia malah membalas ciumanku.
“ Kita jangan disini Say, nanti ketahuan…. ” Bisiknya diantara ciuman yg menggelora.
Segera kubimbing tangan Andin bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar Andin, kuajak dia ke kamar sebelah yg kosong. Disini tempatnya aman karena setiap yg akan masuk ke kamar ini harus lewat pintu belakang atau depan. Jalan kami berjingkat supaya orang lain yg telah tertidur tdk mendengar langkah-langkah kami atau ketika kami membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dengan perlahan. Setelah kukunci dari dalam dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Andin yg telah duduk di tepi ranjang.
“ Aku cinta kamu, Andin….. ” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya.
Mata Andin menatapku lekat. Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Andin pun membalas membuat lidah kami saling beradu. Nafas kami kembali makin memburu menahan rangsangan yg kian menggelora. Desahan bibirnya yg tipis makin mengundang birahi dan nafsuku. Kuturunkan ciumanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah. Aku tahu dia sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya. Payudaranya yg padat berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kami pun berciuman kembali sementara tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan sesaat kemudian Ke 2 payudaranya yg telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun. Lalu kubelai Ke 2 putingnya, dan Andin pun tersenyum manja,
“ Ayo Yank, lakukanlah…. ” Ujarnya.
Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati payudaranya bergantian. Sementara tangan Andin membantu tanganku melepaskan kemeja yg masih kukenakan. Kukecup putingnya hingga dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aku bisa menikmati semua yg ada ditubuhnya. Tangan kananku yg nakal mulai merambah turun masuk ke dalam roknya, dan kugesek-gesekkan pelan di bibir vaginanya. Andin menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga ikut digesek-gesekkan kesekitar vaginanya sendiri. Bibirnya mendesah menahan kenikmatan. Matanya terpejam, Sebentar kemudian vaginanya mulai sedit basah. Dan kami pun mulai melepaskan celana kami masing-masing hingga tubuh kami benar-benar polos. Betapa indahnya tubuh Andin, apalagi ketika kulihat vaginanya yg terselip diantara Ke 2 selangkangannya yg putih mulus.
“ Wah.. punyamu oke Andin, Ok’s banget… ” ujarku terpana,
Begitu mulus memang,ditambah dengan bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya.
“ Titit kamu juga besar dan bertenaga. Aku suka Yank…. ” Balasnya sambil tangannya mencubit pelan kemaluanku yg sudah tegak dari tadi,
“ Come on Honey…. ” Pintanya menggoda,
Aku tahu Andin sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Andin berbaring di atas kasur. Dan aku baringkan tubuhku terbalik, kepalaku berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kucium ujung kakinya pelan dan kemudian ciumanku menuju hutan lebat yg ada diantara Ke 2 selangkangannya. Kukecup pelan bibir vaginanya yg sudah basah, kujilat klitorisnya sementara mulut Andin sibuk mengocok-ngocok kemaluanku. Bibir vaginanya yg merah itu kulumat habis tak tersisa. Ehm, betapa nikmatnya punyamu Andin, pikirku. Ciumanku terus menikmati klitoris Andin, hingga sekitar vaginanya makin basah oleh cairan yg keluar dari vaginanya.
Ke 2 jari tanganku aku coba masukkan lubang vaginanya dan kurasakan nafas Andin mendesah pelan ketika jariku kutekan keluar masuk,
“ Ahh… nikmat Yanknn…ahhhh… ” erangnya.
Kugesek-gesekkan Ke 2 jariku diantara bibir klitorisnya dan Andin makin menahan nikmat. Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Andin sedikit kecewa ketika aku menghentikan permainan jariku.
“ Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yg menarik, okay? ”
“ Oke. Sekarang aku yg mengatur permainan ya? ” ujarnya.
Aku mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau pacar yg agresif.Andin pun bangkit, dan sementara tubuhku masih terbaring di atas kasur.
“ Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tp kamu jangan nusuk dulu ya Say? ”
Tanpa menunggu jawabanku tubuh Andin menindih tubuhku dan tangan kanannnya membimbing penisku yg telah berdiri tegak sejak tadi dan blessss…….ah,Andin merasa bahagia saat seluruh penisku menembus vaginanya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yg paling dalam. Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju membuat penisku yg tertanam bergerak bebas menikmati Vaginanya.
Andin mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yg telah terbenam di dalam surga.Tanganku meremas Ke 2 payudara Andin yg tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yg terselip diantara kehangatan malam yg kami rasakan saat ini. Kubiarkan Andin terus menikmati permainan ini. Saat dia asyik dengan permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yg terbaring sejak tadi kemudian lidah kami pun beradu kembali.
“ Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Andin ” bisikku pelan,
“ Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya.. ”
15 menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Andin mulai lemah. Aku tahu kalau dia mulai kecapekan dan aku yg mengambil inisiatif serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sementara Andin tetap bertahan diam. Dan suara cep-clep-clep… setiap kali penisku keluar masuk vaginanya,
“ Ahh terusss Yanknnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh…. ” hanya kalimat itu yg keluar dari mulut Andin, dan aku pun makin menggencarkan seranganku,
Ingin kulibas habis semua yg ada dalam vaginanya. Suara ranjang berderit, menambah hot permainan yg sedang kami lakukan. Kutarik tubuh Andin tanpa melepaskan penisku yg sedang berlabuh dalam vaginanya dan kusuruh dia berdiri agar kami melakukan gerakan sex sambil berdiri.
“ Kamu punya banyak style ya say? ” katanya menggoda.
“ Iya dong, demi kepuasan kamu juga ” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan penisku kembali.
“ Ahh teruss…terusss…… ” desah Andin ketika penisku berulang kali menerobos vaginanya.
Kupeluk tubuh Andin erat sementara jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu vaginanya, dan sesekali membantu penisku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat membasahi tubuh kami. Lehernya yg mulus kucium pelan, sementara nafas kami mulai berdegup kencang.
“ Yank, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong…. ”
“ Oke, tahan dulu Andin ” dan kucabut batang penisku yg telah basah sejak tadi.
Kusuruh Andin nungging di ranjang, sementara tanganku mengarahkan penisku yg telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit hingga penisku ambles semua ke dalam surga yg nikmat.
“ Ah…tekan Yank…enaaaakkkkk…terusssss Yanknn…. ” Erangnya manja setiap kali penisku menari-nari di dalam vaginanya.
Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan penisku tdk terlepas,
“ Ohh…nikmat sekali Yank….teruss….terusss…… ” desahnya.
Betapa nikmatnya saat-saat seperti ini…dan terus kuulang sementara mulut kami mendesah merasakan kenikmatan yg teramat sangat setiap kali penisku mempermaikan vaginanya.
“ Yank….aku mo keluar nih…..udah ngga tahan….ahhh….ahhhh…. ” ujar Andin tiba-tiba.
“ Tahan Cin, aku juga hampir sampai…. ” aku menekan-nekan penisku kian cepat,sehingga suara ranjang ikut berderit cepat.
Dan kurasakan otot-otot penisku mengejang keras dan cairan pejuhku berkumpul dalam satu titik.
“ Aku keluar sekarang Cin…. ” ujarku,
Kemudian penisku kucabut dari lubang vaginanya dan Andin pun seketika membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya, mengocok-ngocok batang penisku yg kemerahan dan saat kurasakan aku tak mampu menahan lagi kutaruh penisku diantara Ke 2 belah payudaranya dan Ke 2 tangan Andin pun menggesek-gesekkan payudaranya yg menjepit batang kemaluanku dan….
“ croot… croot… croottt…” jatuhlah pejuhku disekitar payudara dan lehernya Sebagian tumpah diatas sprei. Andin menjilati penisku membersihkan sisa-sisa pejuhku yg masih ada.
“ Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu ” kubelai rambut Andin yg sudak acak-acakan tak karuan.
“ Aku juga ngga nygka kamu sehebat ini Yank…. ”desahnya manja .
Waktu sudah menunjukkan setengah satu malam Dan setelah kami istirahat sekitar lima belas menit, kami memakai pakaian kami kembali dan membereskan tempat tidur yg sudah berantakan. Dan tak lama kemudian kami pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah kami bercinta tadi. Begitulah kisahku dengan Andin, setiap hari kami selalu melakukannya setiap kali kami ingin dan ada kesempatan. Kami melakukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar kosku, atau bahkan dikamar mandi sembari mandi bersama disaat rumah kos kosong.
Singkat cerita pada suatu hari Andin harus pindah ke luar kota ikut Ke 2 orang tuanya yg telah berbaikan lagi. Aku benar-benar kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yg baru dan kami melakukannya berkali-kali di hotel tempat kami menginap. Tgl 2 maret 2015 tiba-tiba kuterima surat dari Andin yg mengabarkan bahwa ia akan menikah dengan orang yg dipilihkan orang tuanya dan aku benar-benar kehilangan dia, aku sungguh sangat mencintai dia. Sekarang aku hanya bisa berfantasi bila rindu dengan Andin dengan cara onani bila aku teringat masa-masa kami sebelum Andin menikah.

0 comments:

Post a Comment