Thursday, December 22, 2016

Aku Bercinta di Perpustakaan

Aku Bercinta di Perpustakaan

Kisah Nakal - Awal mula kisah Sex ini bermula saat Joni iseng-iseng untuk pergi keperpustakaan. Sebelumnya memang joni sama sekali tidak pernah ke perpustakaan, memang hal yang aneh bagi joni sih, untuk pergi ke perpustakaan. Jangankan untuk ke perpustakaan untuk kuliah saja dia sangat jarang mengikuti perkuliahan. Sampai akhirnya Joni telah berada di dalam perpustakaan.
Eh… ternyata benar memang niat Joni tidak seperti umumnya Mahasiswa lainya yang datang untuk membaca, melainkan dia datang bermaksud untuk tidur. Perpustakaan kampus biasaya jam segitu sangat sepi. Joni kemudian bergegas mengambil beberapa buku tebal dan besar, kemudian posisi meja paling ujung untuk tidur. Namun ketika Joni hendak memejamkan mata, tiba-tiba pandangan matanya terganggu oleh sebuah pemandangan.
Rupanya di meja depan Joni, duduk-lah seorang wanita manis yang membuat rasa ngantuk joni sekilas menghilang. Walaupun wanita itu kakinya terlilit kain celana jeans, tapi itu tidak menghilangkan bentuk kaki indah wanita itu. Ditambah lagi wanita itu mempunyai pantat yang terlihat kenyal, rambut panjang terurai, berkulit putih, bibir menggemaskan, dan ukuran payudara yang cukup besar. Hal itulah yang membuat joni tiba-tiba tidak mengantuk.
Naluri lelaki Joni-pun kemudian keluar begitu saja dengan disusulnya penis Joni yang langsung Ereksi ketika melihat wanita yang di depannya itu. Wanita itu adalah mahasiswi tingkat pertama yang beberapa bulan lalu masuk kuliah. Ketika itu wanita ini begitu asyik dengan membaca buku di perpustakaan, sehingga dia tidak mengetahui dari tadi Joni memperhatikanya dengan penuh birahi. Beberapa waktu kemudian wanita itu-pun beranjak untuk menuju Toilet wanita.
Ditengah wanita itu menuju ke toilet Joni-pun bergegas mengawasi sekitar lokasi, ternyata lokasi aman. Kemudian Joni-pun membututi wanita itu ke Toilet, sesampainya Joni di didepan pintu Toilet, dengan perlahan Joni membuka pintu Toilet. Dengan wajah penuh birahi, Joni melihat wanita itu sedang bercermin, sembari membasuh wajahnya dengan air kran. Dengan cepatnya Joni kemudian menyekap wanita itu dari belakang sembari menutup mulutnya dengan tangan kananya.
Kemudian aksinya diteruskan dengan menyeret wanita itu ke salah satu ruang Toilet, lalu dia mengunci pintunya, dan mendorong wanita itu ke arah dinding Toilet. Badannya yang kekar dan tenanganya yang besar membuat wanita itu tidak bisa bergerak sama sekali. Sesaat wanita itu mencoba berteriak untuk minta tolong, tapi percuma saja dia berteriak, karena mulutnya tertutup oleh tangan Joni,
“ Heh… jangan teriak, coba aja kalau berani teriak sekali lagi, bakal nyesel Lo seumur hidup !!! ” bisik Joni di telinga wanita itu,
Perlahan Joni melepas bekapannya, wanita itu kelihatan takut dan terpaku, tangan Joni perlahan meremas pantat wanita itu yang padat. Wanita itu hendak menjerit namun Karena takut ancaman Joni ,Dia kembali terdiam. Wanita itu mulai menangis, tapi tangisan itu membuat kemanisan wanita itu makin terlihat ,Dia tidak melawan saat pantatnya diremas remas Joni.
Namun saat Joni hendak menarik lepas sweaternya, Dia berontak. Tapi walaupun akhirnya Joni berhasil melepas sweater pink itu. ternyata wanita itu dibalik sweater pink itu hanya memakai kaos putih ketat, payudaranya terlihat menonjol sempurna, apalagi ternyata Dia tidak memakai bra, sehingga putingnya mencuat menggairahkan di balik kaos. pemandangan yang membuat Joni tersenyum, what a seksi body. Wanita itu menyilangkan tangannya di dada, sadar jika payudaranya terlihat.
“ tolong… jangan… saya masih perawan… ” wanita itu memohon
“ Siapa nama kamu … manis, ? ”
“ Lita… tolong lepasin saya… saya kasih apa aja… asal lepasin saya… . ”
“ Nama yang indah ” ucap Joni sembari meremas payudara Lita, sempat berontak kemudian Joni mengancam Lita,
“ Diam… atau Gue harus iket tangan Lo, ato Gue bakal panggil temen temen Gue…
jangan melawan, Lo cuman layaninn Gue doang. ”
Perlawanannya perlahan melemah, membuat Joni bebas meremas dan memainkan puting Lita yang masih terbalut kaus ketat. sambil tetap meremas payudara Lita, satu tangan Joni membuka kancing jeans Lita,menurunkan seletingnya,dan menurunkan perlahan jeans tersebut. Dia lihat kebawah, Dia lihat Lita memakai celana dalam putih yang sangat seksi. Dia dengan segera melucuti kaos ketat Lita, dan menarik lepas celana dalam Lita.
Dia memandangi tubuh Lita yang indah tanpa selembar benangpun, ikat rambutnya Joni buka sehingga rambutnya hitam teruarai menambah keseksian Lita. Joni lantas menyuruh Lita membuka satu persatu pakaDian Joni. Begitu celana terakhri Joni terlepas, Dia menyuruh Lita berlutut dan mengulum Penisnya yang besar.
Lita menolak, meski Penis Joni terus dipaksakan masuk, Lita tetap tak mau mebuka mulut, sehingga Joni harus memijit hidung Lita dengan keras ,sehingga mulutnya terbuka, sekejap pula Dia memasukan Penisnya ke dalam mulut Lita.
Dengan paksa Joni mengerak gerkan kepala Lita maju mundur, awalnya Lita tidak melakukan apapun, namun akhirnya dia mulai memainkan lidahnya, Penis Joni Dia jilati, dan kadang dia sedot dengan kuat, membuat Joni mendesisi keenakan.
sampai akirnya ketika Joni keluar, Lita terpaksa menelen sperma Joni. Ketika giliran Joni menyentuh vagina Lita dia merasakan vagina tersebut sudah basah.
“ Oohhmm… kamu suka juga kan ternyata… dasar muna Lo… ”
Wajah Lita terlihat memerah menahan malu. kini giliran Joni yang berlutut di depan Lita dan menjilati vagina Lita. Permainan lidah Joni di vaginanya membuat Lita merintih, mendesah, dan mengerang. Apalagi payudaranya kembali di remas oleh Joni. Setelah dirasa cukup basah, Joni mebaringkan Lita di lantai wc yang dingin, tanpa basa basi.
Dengan cepat Joni-pun menancapkankan Penisnya ke vagina Lita, ternyata masih sempit dan memang Lita masih virgin. Butuh usaha keras bagi Penis Joni untuk menembusnya, hingga akhirnya seiring jeritan Lita, darah perawan mengalir. Joni terus mendorong, cepat dan makin cepat, teriakan tangangisan, erangan dan rintihan Lita menjadi stimulus untuknya.
hingga akhirnya Lita menjerit tanda klimaks, membuat Joni makin semangat, payudara Lita bergo yang seirama dengan gerakan maju mundur Joni. Begitu klimaks, Joni sembari meremas kencang payudara Lita, sehingga Lita menjerit kesakitan. Joni tertawa puas, siapa bilang ke perpustakaan tak ada gunanya. Ternyata perpustakaan memberikan suatu bonus ngesex dengan salah satu mahasiswi yang cantik.hhe

Aku Diperkosa Sama 3 Wanita Cantik

Aku Diperkosa Sama 3 Wanita Cantik

Kisah Nakal - Panggil saja namaku Miko, Aku tidaklah laki-laki yang begitu sempurna, kalau dilihat dari wajahku aku juga tidak terlalu ganteng, sedangkan tinggi badan dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari diriku. Aku sendiri sampai saat ini masih bingung mengapa banyak wanita yang tertarik padaku. Tidak sedikit wanita yang terang-terangan mengajaku kencan.

Pada saat itu aku masih duduk di bangku SMA, terus terang saja dulu aku belum punya fikiran untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Para pembaca jangan berfikir kalau aku lelaki yang tidak mormal, sumpah saya adalah laki-laki normal. Memang sih di usiaku saat itu harusnya sudah mempunyai teman spesial, tapi mau dikata apa, saya belum berminat.

Sampai pada saat itu, tepatnya hari minggu pagi hari, aku tiba-tiba ingin lari pagi. Padahal aku tipe orang yang malas berolahraga. Tapi entah kenapa, pada hari itu ingin sekali berolahraga. Ketika itu aku dari rumah sengaja berjalan kaki, sesekali aku berlari kecil layaknya orang joging pada hari. Tidak terasa ternyata aku sudah cukup jauh melakukan joging dari rumahku.

Kakiku-pun sudah mulai terasa lelah, karena merasa lelah aku-pun duduk dan beristirahat di bangku taman sembari memandangi orang-orang yang masih berolah raga. Belum lama aku duduk untuk beristirahat, tiba-tiba datanglah seorang wanita dan langsung duduk di sebelah bangku tempatku beristirahat.

Aku Diperkosa Sama 3 Wanita Cantik

Saat itu juga mataku otomatis tertuju kepada wanita itu, setelah aku sejenak melihatnya, ternyata wanita itu cantik dan menawan sekali.Waita itu saat itu memakai kaos ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga terlihatlah kulit bahu serta sebagian punggung dan belahan payudaranya yang menonjol dalam ukuran kira-kira 34B.

Sungguh mengagumkan, kulitnya terlihat putih dan mulus. Ditambah lagi dia mengenakan celana olahraga pendek dan ketat, sehingga terlihalah pahanya yang putih, mulus dan kencang itu. Aku cukup puas memandangi bagian tubuh dan pahanya itu. Ketika aku sedang asik memandanginya tiba-tiba saja dia berpaling dan menatapku kearahku. Otomatis aku berpura-pura memalingkan pandanganku ke arah lain dan berpura-pura tidak menghiraukanya.

Tidak lama, akupun memberanikan berpaling dan menatap wajahnya yang terlihat segar dan memukau itu. Sungguh wanita ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.

Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, wanita itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap. Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan.

Aku memperkirakan kalau wanita ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru. Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Monik banyak bercerita. Sikapnya begitu Monik ng sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya.

Monik ini memang pandai membuat suasana jadi akrab. Selesai makan bubur ayam, aku dan wanita itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Monik yang mengajak pulang lebih dulu.
Belum juga aku menjawab, Monik sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya.

Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Monik malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Monik langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan wanita itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Monik menahan dan memaksaku untuk singgah.

“ Ayo.. ” , ajakannya sambil menarik tanganku,
Saat itu Monik memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
“ Tunggu sebentar ya.. ” , kata Monik setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.
Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Monik . Sementara wanita itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang wanita lain yang sebaya dengannya. Dan wanita-wanita itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.
Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

“ Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini ” , kata Monik tiba-tiba sambil melepaskan kaosnya.
Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Monik bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Monik mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali. Sungguh tubuhnya luar biasa indahnya.
Baru kali ini aku melihat payudara seorang wanita secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu kewanitaannya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Monik menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Monik yang mendekatiku, tapi kedua wanita lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.

Tapi tidak ada yang menjawab. Monik sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Monik saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua wanita lainnya juga melakukan hal yang sama.

Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Monik yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang kejantananku. Seketika itu juga batang kejantananku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat kejantananku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Monik . Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan kejantananku berdenyut-denyut nikmat.
Aku Diperkosa Sama 3 Wanita Cantik

Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang wanita yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.
Aku benar-benar tidak berdaya ketika Monik duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang wanita lainnya yang kutahu bernama Andin dan Evi terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Saat itu juga aku langsung menyadari kalau wanita-wanita ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

Sementara itu Monik semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini kejantananku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang kewanitaan seorang wanita, lembut, rapat dan sedikit basah, Monik pun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Monik terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya, hal itu membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan itu.
Monik yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut kewanitaannya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang kejantananku. Kemudian dia-pun melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan air maniku yang menyemprot dengan derasnya.

Monik terus mengocok-ngocok kejantananku sampai air maniku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang. Tetapi Monik rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh air maniku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang kejantananku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala kejantananku.

Perlakuannya ini membuat kejantananku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Monik sekarang benar-benar berhasil. Kejantananku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Monik kembali memasukkan batangan kejantananku ke dalam kewanitaannya kembali dan dengan cepatnya Monik menggenjot kembali kewanitaannya yang sudah berisikan batangan kejantananku.

Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Kejantananku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Monik memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Monik tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan kewanitaan Monik berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot kejantananku.

Sampai pada akhirnya Monik melepaskan teriakannya saat dia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan kewanitaan Monik tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala kejantananku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari kewanitaan Monik . Saat Monik mencabut kewanitaannya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan kejantananku.

Setelah Monik Baru saja mendapatkan orgasme, Monik menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Evi langsung menggantikan posisinya. Wanita ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Monik . Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang wanita liar.
Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya. Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkin aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini. Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya.

Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap wanita-wanita itu akan melepaskanku. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali.

Ternyata ketiga wanita itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga wanita itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku.

Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini. Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan.

Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku. Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap wanita-wanita binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi.

Kisah SPG Sombong Yang Diperkosa

Kisah SPG Sombong Yang Diperkosa

Kisah Nyata - saya ini bermula pada pameran otomotif , ketika itu aku dan teman-temanku sedang berjalan-jalan di salah satu Mall di kota kami. Ditengah kami berjalan-jalan, saat itu kami melihat ada sebuah pameran mobil. Pada saat kami mendekat di Pameran itu, ada salah satu sales promotion girl yang menjaga pameran otomotif itu terlihat sangat angku sekali. Kemudian kami-pun berbasa-basi untuk melihat mobil-mobil yang memang mewah itu.
Kami tidak perduli dengan penampilan kami yang sederhana, walaupun penampilan kami tidak seperti pengunjung-pengunjung lainnya yang rapi dan parlente itu. Kami melihat sales promotion girl-nya yang cantik, sexy, putih mulus dan Menggemaskan sekali kawan. Lumayanlah bisa cuci mata hhe. Ditambah lagi busana yang mereka yang pada saat itu serba ketat dan mini, lama-lama si Otong nggak nahan juga nih.hha.
Dengan mengenakan busana yang serba mini dan ketat itu, mereka terlihat benar-benar sexy dan menggugah gairah. Postur tubuh mereka yang langsing dan tinggi, ditambah dengan kaki mereka yang jenjang, hal itu membuat mereka enak dipandang. Busana yang mereka kenakan sangatlah kompak, dari ujung kaki sampai paha terbalut rok mini ketat berwarna merah.
Wajah mereka bila saya lihat, rata-rata wajah-wajah mereka blesteran layaknya bintang Film papan atas. Dengan wajah mereka yang seperti itu, mereka sangat-lah cocok untuk mendampingi mobil-mobil mewah yang sedang dipamerkan. Lalu sembaril melihat, aku mencoba membuka dan metutup salah satu pintunya dan ketika saya memegang mobil yang di pamerkan itu, tiba-tiba…
“ Heh… Mas… tolong kalau mau lihat ya dilihat saja, jangan dipegang-pegang gitu, saya nanti capek kalau harus membersihkan lagi, ” ucapnya menegur seseorang,
Saya saat itu tidak sadar jika sedang ditegur. Setelah tersadar, ternyata teguran tersebut berasal dari salah seorang sales promotion gilr yang tertuju padaku. ketika itu aku sempat tertegun melihat paras dan body sales promotion girl yang satu ini, walaupun sebenarnya aku tersinggung, Wajah sales promotion girl yang menegurku ini, wajah seperti blesteran Indo-Belanda.
Belum semapat saya merespon, sales promotion girl itu ngomong lagi kepadaku,
“ Oh iya, maaf sebelumnya Mas, tolong minggir dulu ya, soalnya ini ada pembeli yang mau lihat mobilnya ” ucapnya,
Kemudian dengan spontan aku menoleh ke sekitar, dalam hatiku berkata ( Mana pembelinya ), ternyata yang ada hanya orang yang lihat-lihat mobil di sebelah saya. Sudah habis kesabaranku kali ini, aku benar-benar dilecehkan oleh sales promotion girl itu. Dalam hatiku berkata ( benar-benar keterlaluan sekali wanita satu ini, padahal kan dia cuma sebagai penjaga, belum tentu juga dia bisa beli mobil itu ).
Sembari berfikir, tak terasa aku bertatap pandang dengan wanita sales promotion girl itu. Yang lebih mengesalkan lagi wajahnya seakan-akan melihatku sebagai makhluk yang tidak pantas dan hina jika berdiri di situ. Ditambah lagi ketika dia tersenyum, senyumannya sungguh benar-benar menyebalkan, seolah-olah dia meremehkanku. Sembari balik tersenyum kesal, akupun menyingkir dari pameran mobil itu.
“ Udah yok cabut aja bro, !!! ” ajakku kepada teman-temanku dengan nada yang kesal karena pelecehan sales promotion girl tadi.
Kemudian aku langsung saja mengarahkan mereka ke tempat parkir dengan memasang wajah kesalku. Dengan mengendarai mobil MPV, kami-pun pergi dari Mall itu. Dalam sepanjang perjalanan kami, yang ada hanya kesunyian karena kami semua terdiam. Teman-temanku tidak berani mengajak aku berbicara, karena mereka tahu tahu aku masih kesal.
Setelah beberapa saat temanku yang menyetir mobil mencoba memecah kesunyian dan kekesalanku.
“ Loe kenapa dari tadi diem aja, Loe masih kesal ya sama sales promotion girl tadi ? ” tanyanya kepadaku.
Belum sempat aku aku menjawab, Dimas berkata,
“ Ah Loe tadi begok sih, harusnya tadi Loe remas saja tu pantatnya, biar tau rasa tu cewek..hha… ” ucapnya.
Kemudian perkataan Dimas disusul oleh tawa teman-temanku, dalam gemuruh tawa teman-temanku, aku tetap saja masih terdiam. Karena melihat wajahku yang masih kesal, teman-temanku kemudian tediam. Lalu salah satu temanku yang bernama Aden, tiba-tiba mencetuskan ide gila,
“ Udah dong Ded, dibawa slow aja, gimana kalau kita culik aja tuh cewek biar tahu rasa ?? ” ucap Aden, Hatiku yang sedang kesal ini bagaikan mendapat siraman rohani yang menenangkan hati.
Dalam hatiku berkata boleh juga tuh idenya, Biar dia ngerasain akibatnya setealh melecehkanku. Kemudian aku-pun tersenyum sembari melihat ke arah Aden. Kemudian kami-pun langsung memutar mobil ke arah Mall itu lagi bertujuan untuk melaksanakan rencana kami untuk menculik Sales Promotion Girl itu. Pada waktu itu Jam menunjukkan pukul 21.30.
Pada jam segitu mulailah terlihat pegawai-pegawai dari Mall tersebut keluar untuk pulang. Kami dengan sabar menunggu di depan Mall itu sambil mengawasi orang-orang yang keluar. Lalu dimas-pun mulai menyusun langkah awal untuk rencana yang kami rencanakan tadi.
“ Kita standbay di samping toko aja bro, barangkali dia nanti keluar dari samping pertokoan? ” usul Dimas.
“ Terserah loe aja deh Dim, Gue ikut rencan Loe aja ” sahutku denga cepat.
Baru beberaapa detik kami berbicara tiba-tiba Sales Promotion Girl itu muncul,
“ Ulam dicinta, pucuk-pun tiba, tuh anaknya nongol, ” ucap Aden setengah berteriak menunjuk ke arah wanita itu.
Secara bersamaan mata kami semua-pun langsung menuju ke arah yang ditunjuk Aden. Pada saat itu setelah wanita itu keluar, si sales promotion girl itu menuju tempat pangkalan taxi untuk mencari Taxi. Aku melihat dia bersama seorang temannya yang kelihatannya sales promotion girl juga. Ketika itu mereka sudah mengenakan sehelai kain untuk menutup roknya yang mini.
Kemudian mereka berjalan menelusuri trotoar, rupanya rute angkutannya bukan di jalan ini. Kami segera membuntutinya pelan-pelan sampai mereka berhenti di perempatan yang sudah dikuasai oleh banyak angkota. Mereka langsung masuk ke salah satu Taxi yang ada, begitu Taxi tersebut berangkat, kami-pun langsung membututinya.
Sampai pada akhirnya mereka-pun di sebuah jalan yang kebetulan pada saat itu sepi, sehingga suasana itu sangat mendukung operasi kami ini, si sales promotion girl turun. Tidak sedikit pun dia menaruh curiga bahwa sebuah mobil telah mengikuti angkutannya sejak tadi. Setelah Taxi tersebut meninggalkannya cukup jauh, kami mulai mendekati sales promotion girl itu.
Dan nampaknya dia masih harus berjalan kaki untuk mencapai rumahnya. Tanpa buang-buang waktu Dimas mensejajarkan mobil kami di samping sales promotion girl itu dan Aden langsung membuka pintu samping mobil. Setelah pintu moil kami terbuka kulihat sales promotion girl itu terkejut melihat ada mobil yang sangat dekat dengan dirinya. Krtika itu tanpa disadari, tangan Aden sudah merenggut tangan dan menarik tubuhnya ke dalam mobil. Lalu pintu samping kami ditutup oleh Aden kembali, dan mobil kami-pun langsung ditancap gasnya oleh dimas.
Sementara si sales promotion girl masih kebingungan, nampaknya dia mencoba melakukan perlawan dengan cara akan berteriak, tetapi dengan sigap Aden langsung menutup mulutnya sehingga yang terdengar hanya teriakan kecil yang tidak akan terdengar dari luar.Wanita itu mencoba meronta, namun sebuah pukulan ditengkuknya diluncurkan oleh Aden, sehingga dia-pun pingsan seketika.
Lalu aku-pun menoleh ke belakang, kulihat Dimas dan Aden tersenyum memandangku seolah-olah ingin menyatakan bahwa operasi penculikan sudah berhasil. Kulihat kain yang menutupi rok mininya tersingkap, dan meskipun di dalam mobil gelap, aku masih dapat melihat pahanya yang mulus. Aden pun tak tahan langsung memijat dan meraba paha yang mulus itu.
Mobil kami langsung meluncur ke rumah Aden yang memang kosong dan biasa sebagai tempat kami berkumpul. Setelah sampai dan memarkir mobil di garasi, kami menggendong sales promotion girl yang masih pingsan itu ke dalam kamar. Di sana kami mengikatnya pada kursi kayu yang ada. Aku duduk di ranjang menghadap sales promotion girl yang masih lunglai itu yang terikat di kursi kayu.
Teman-temanku kelihatannya memang menghadiahkan sales promotion girl itu ke padaku untuk aku perlakukan sesuka hatiku.
“ Den… tolong ambilin air putih segelas dibelakang ” perintahku,
Tidak lama kemudian Aden-pun keluar kamar dan tak lama masuk dengan segelas air yang disodorkan kepadaku. Lalu aku berdiri dan menyiramkan pelan-pelan ke wajah sales promotion girl itu. Ketika sadar, sales promotion girl itu terlihat sangat terkejut melihatku di depannya,
“ Ka… Ka… Kamu… ” ucapnyanya kaget setlah tersadar ketika melihatku.
Setelah sadarf dia-pun terlihat tambah kaget karena melihat tubuhnya terikat erat di sebuah kursi. Kali ini aku yang tersenyum, senyum kemenangan.
“ Woy… Kamu mau apakan aku ? ” teriaknya dengan nada yang masih sombong bertanya kepadaku.
“ Kalau sampai kamu berani macam-macam sama aku, aku akan berteriak, ” Sambungnya lagi.
Mendengar perkataanya aku hanya tersenyum, kemudian,
“ Silahkan saja teriak, lagian nggak bakalan ada yang dengar kok, ” kataku sambil menyalakan tape si Aden.
Kebetulan waktu itu lagu yang saya putar music genre underground dan volumenya aku keraskan. Walaupun wanita itu berteriak sekeras-kerasnya, bahkan sampai pita suaranya putus, suranya tidak akan terdengar dari luar rumah Aden. jadi aku yakin tidak mungkin teriakannya didengar oleh orang lain. Dan seketika itu mulailah terlihat expresi wajah ketakutan di wajah sales promotion girl itu.
Sungguh terlihat tambah cantik ketika dia mulai terlihat memelas memohon iba kepadaku. Namun kebencian di hatiku masih belum padam, aku tetap ingin memberinya pelajaran.
“ Hey wanita sombong, siapa nama loe ? ” tanyaku dengan nada sedikit galak.
“ Na.. namaku Gita Mas… tolong ampui aku Mas, maafkan perkataanku tadi. Please… aku bersikap seperti itu karena disuruh bos-ku mas ” ucapnyanya membela diri.
Karena aku sudah terlanjur benci, aku tidak peduli dengan pembelaan dirinya itu. kemudian langsung kusibakkan kain yang menutupi roknya, lalu dengan kasar kutarik roknya hingga ke pangkal paha. Lalu Gita-pun menatapku ketakutan,
“ Jangan, jangan Mas… ” ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.
Lagi dengan kasar kutarik bajunya sehingga kursi yang didudukinya bergeser dan kancing bajunya hampir lepas semua. Terlihat oleh kami bulatan buah dada yang masih tertutup BRA berwarna hitam. Tak tahan melihat itu Aden yang berdiri di sampingnya langsung meremas-meremas buah dada itu.
Gita-pun sangat ketakutan, ditengah ketakutannya dia berusaha meronta, namun hal itu semakin meningkatkan nafsu kita. Jari-jariku langsung meraba secara liar daerah liang Vaginanya yang masih tertutup celana dalam, mengelus dan berputar-putar dengan lincah dan sesekali mencoba menusuk Vaginanya dengan jariku.
“ Jangan Mas… jagan lakukan itu mas… tolong Mas… Ahhhh… ” Gita berkata lirih seolah ingin menolak takdir.
Tidak perduli dengan ucapanya, lalu aku membuka dengan paksa seluruh baju Gita sehingga yang terlihat hanya BRA dan celana dalam-nya saja.
“ Bro.. ayo angkat Dia ke atas meja !!! ” kataku kepada kedua temanku.
Dengan cepat Dimas dan Aden langsung bekerja sama memegangi Gita dan mengikatnya di atas meja. Gita meronta-ronta sekuat tenaga namun tentu saja usahanya tidak mampu melawan 2 tenaga Pria. Sekarang dia sudah terlentang di atas meja dengan tangan terikat di sudut-sudut meja. Kini kedua kakinya agak menjulur ke bawah karena mejanya tidak cukup panjang.
Pada waktu itu kami mengikatnya secara terpisah pada dua kaki meja. Kami sendiri posisinya sekarang di samping tubuhnya. Lalu dengan sekali tarik kulepas BRA-nya dan menonjollah dua bagian buah dadanya yang cukup padat berisi. Sekarang kami melihat sebuah tubuh yang putih mulus dan langsing dengan tonjolan buah dada yang bergoyang-goyang karena Gita masih berusaha meronta.
Karena meronta, terlihat celana dalam-nya yang agak transparan semakin mengetat memperlihatkan lekuk-lekuk liang Vaginanya.
“ Ini saatnya beraksi Bro !!! ” teriakku yang disambut oleh kegembiraan teman-temanku dan wajah ketakutan Gita.
Aku langsung mengambil beberapa karet gelang, lalu kulingkarkan di buah dada Gita sampai terlihat mengeras dan merah.
“ Aow… aduhhh… ” erang Gita,
Lalu masih kutambah lagi penderitaannya dengan menjepitkan jepitan yang biasa digunakan Aden untuk alat elektronik, bentuknya bergerigi dan terbuat dari logam tipis yang di-chrome, kujepitkan di kedua puting susunya.
“ Aow… Ahhhh… Aduhhh.. Aow.. aduuhhh… ” Gita mengerang kesakitan.
Aden lalu memberiku sebuah alat seperti pecut, yang terbuat dari beberapa tali tampar kecil sekitar 5 buah yang salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu pada sebuah pegangan dari rotan. Entah untuk apa alat ini biasanya digunakan Aden, fikirku, tapi peduli apa, yang penting sekarang benda ini ada gunanya.
“ Tolong Mas… Jangan.. ampunnn Mas… ” pinta Gita meminta ampun.
Ketika melihat aku mengibas-ngibaskan pecut itu. Aku tersenyum sadis, lalu tanganku kuangkat dan sebuah pecutan kuarahkan ke buah dadanya.
“ Cetarrr… ” Tubuh Gita menggelinjang, dan buah dadanya langsung bergoyang ke kanan ke kiri menahan sakit.
“ Aowwww…. Sakit Mas… huuu…uuu…uuu… ” teriaknya sambil meneteskan air mata.
Nampak beberapa garis merah terlihat di kedua buah dadanya, di sekitar putting susunya.
“ Mau lagi kamu ??? ” tanyaku kepada Gita,
“ Ampunnn… ampunnn Mas… tolong lepaskan aku… ” rintihan bercampur tangis Gita menjadi satu.
Tanpa rasa iba pecut kuayun lagi, kali ini sasarannya adalah pahanya.
“ Aow… emmpphhh… ” erang Gita dengan menggigit bibir bawahnya menahan sakit.
Sekali lagi kuayun pecut itu, sekarang ke arah pusar, garis-garis merah segera menghiasi tubuh Gita. Entah aku sangat menikmatinya sehingga tak terasa sudah beberapa ayunan pecut mengarah ke tubuh Gita. Tubuhnya terlihat bergetar, menggelinjang menahan sakit dan perih. Wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat sudah benar-benar menunjukkan penderitaan.
Tapi aku masih belum puas. Kulihat teman-temanku, ketiganya tersenyum seakan memberikan dukungan kepadaku untuk terus menyalurkan hasratku. Kudekati telinga Gita, dia yang sudah ketakutan padaku, dia berusaha menjauhkan kepalanya, mungkin dikiranya aku mau menggigit telinganya. Kubisikkan sesuatu di telinga Gita,
“ Git… gimana kalau kita ganti alatnya, sekarang pakai ikat pinggang saja ya, ” bisikku sambil menyeringai sadis.
Gita menunjukkan ekspresi terkejut setengah tidak percaya bahwa dia akan menerima siksaan yang lebih hebat. “ Ja… jangan Mas… Ampun Mas… tolong lepaskan saya… ” ucapnya meminta ampun kepadaku.
Kemudian kubuka ikat pinggangku yang terbuat dari kulit, kulilitkan sebagian pada telapak tanganku, Gita melirikku dengan ketakutan yang amat sangat, nafasnya tersenggal-senggal meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengaturnya. Mungkin dengan mengatur napas dia berharap sabetan ikat pinggangku tidak akan terlalu sakit.
Lalu kuangkat tinggi tanganku dan kuayunkan dengan keras ikat pinggangku,
“ Cetarrrr… “ bunyi sabetan ikat pinggangku,
Ketika itu Gita memejamkan matanya, saat ikat pinggangku mendarat di pahanya terdengar meja yang ditiduri Gita agak berderit karena tubuh Gita secara spontan bergetar keras menahan sakit.
“ Aowww… ampun… ampun Mas… huuu…uu..uuuu… ” keluh Gita kesakitan.
Kali ini bukan hanya garis merah yang tampak, tetapi semacam jalur merah tercetak di paha Gita yang mulus itu.
“ Cetar… Cetar… ” sabetan ikat pinggangku semakin liar menghujani tubuh Gita.
Gita sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya menggeleng ke kiri ke kanan menahan penderitaan yang kuberikan. Puas dari samping,
Bagaimana kalau pukulan yang mengarah langsung ke liang Vaginanya? ( Fikirku ). Lalu aku mulai menyobek celana dalam-nya dan minta kepada dua temanku untuk melepaskan ikatan kaki Gita dan mengikatnya kembali pada posisi menekuk ke atas dan mengangkang, sehingga liang Vaginanya terbuka lebar. Gita berusaha meronta dan menutup liang Vaginanya dengan kakinya.
Tapi hal itu percuma saja, karena ikatan kami cukup erat sehingga kedua kakinya tidak bisa mengatup. Persis menghadap liang Vaginanya, aku mengelus-elusnya sambil tersenyum sinis. Gita mengangkat kepalanya dan menatapku dengan pandangan memelas. Aku mulai menjauh, ikat pinggang mulai kuputar-putar, lalu…,
“Cetar…” ikat pinggang itu mendarat dengan tepat di bibir liang Vagina Gita.
Kali ini Gita meronta-ronta dengan sangat dan cukup lama, tampaknya dia sangat kesakitan, kepalanya diarahkan ke atas sembari mengguncang-guncangkan pantatnya di atas meja. Lalu aku berjalan ke sampingnya,
“ Mau lagi kamu ??? ” tanyaku seolah tak menghiraukan penderitaannya.
Ketika itu Gita tidak mengatakan apa-apa, kelihatannya dia sudah pasrah. Aku tersenyum penuh kemenangan, kusentuh bibir liang Vaginanya yang tentunya masih pedih, Gita menggelinjang, tak peduli kugesek-gesekan jariku di liang Vaginanya, tubuh Gita terus menggelinjang.
“ Hu.. uu.. uu.. Sakittt Mas.. sakit sekali… ” gumamnya lirih.
Seolah tak peduli, kembali aku mengambil dua jepitan, dan kujepit di kedua bibir liang Vagina yang memerah itu. Gita menatapku dengan pandangan tak percaya akan kesadisanku.
“ Okey… sekranga tidak akan ada lagi pukulan atau pecutan lagi kepadamu… ” , ucapku,
Ketika itu Gita diam saja tanpa ekspresi, lalu aku berkata,
“ Tanpa pecutan tapi kini, waktunya bermain dengan lilin, ” lanjutku sambil tersenyum sadis.
Kali ini Gita menolehkan wajahnya yang layu, berkeringat dan basah karena air matanya. Bisa kubaca dalam pikirannya,
“ Astaga, hal apa lagi yang akan diperbuatnya pada tubuhku. Sungguh malang sekali nasibku… ”
Memang di kamar Aden ada beberapa lilin untuk jaga-jaga jika lampu mati, ada yang kecil dan ada juga yang besar supaya awet. Kuambil Korek gas-ku, Lalu kunyalakan satu lilin yang kecil. Lidah api menari berputar-putar melelehkan batang lilin yang menahannya. Menembus lidah api itu, kulihat pandangan Gita yang berharap aku hanya bercanda.
Kujawab dengan pandangan juga yang menyatakan bahwa aku serius. Segera lilin yang kupegang kumiringkan di atas buah dada Gita. Kulihat ekspresi Gita yang memandang lekat batang lilin yang terkena nyala api, pandangannya seolah berharap agar lilin tersebut tidak meleleh atau apinya tiba-tiba mati. Tapi tentu saja itu tidak terjadi, yang terjadi adalah tetesan pertama jatuh dan menetes di atas puting susu Gita sebelah kanan.
“ Aowwwwwwww… Sakit Mas… Panas… ” Erang dita kepnasan.
Kulilhat ketika itu punggungnya terlihat bergerak ke atas menahan panas lilin yang meleleh. Tetesan demi tetesan bergerak jatuh, dan Gita terlihat semakin kesakitan karena tetesan tersebut jatuh di tempat bekas pecut dan sabetan ikat pinggangku tadi. Tiba-tiba teman-temanku ikut bergabung, mereka semua memegang lilin bahkan tidak hanya satu tapi tiga atau empat sekaligus.
Mereka dengan gembira meneteskan ke bagian-bagian sensitif Gita, seperti buah dada, pusar, sekitar liang Vagina dan paha. Kali ini Gita seperti ular kepanasan, dia meliuk-liukkan tubuhnya menahan panas tetesan lilin. Seperti biasa, setelah puas pada bagian tubuh Gita, aku pun mengambil sebuah lilin dengan diameter yang besar dan menyalakannya.
Setelah menunggu agak lama supaya lelehan lilin cukup banyak di atas lilin itu, aku kembali mengelus-elus liang Vagina Gita. Gita langsung berkata,
“ Tidakkk.. jangan… jangan Mas… ” ucapnya memohon ampun.
Ketika itu aku-pun tersenyum penuh nafsu mendengar nada yang memelas itu. Tapi tetap saja lilin yang besar itu kumiringkan di atas liang Vagina Gita, Gita berusaha mengelak dengan menggeser pantatnya,
“ Pintar juga dia, ” pikirku,
Tetapi karena lelehan lilin ini masih banyak, dengan leluasa aku menaburkan tetesan-tetesannya ke liang Vaginanya. Tak khayal bagaikan lahar panas tetesan tersebut mengalir ke liang Vagina Gita dan mungkin ke dalamnya.
“ Errrggghhh… ” gumam Gita, dia langsung menggoyang-goyangkan pantatnya dan menengadahkan kepalanya menahan panas dan sakit, dengan mulutnya yang menggigit rapat dan matanya terpejam erat.
Kemudian kucoba untuk memasukkan sebuah lilin kecil ke anusnya, sulit sekali karena anusnya begitu rapat, aku memasukkan jariku terlebih dahulu dan menggesek-geseknya agar anusnya membesar.
“ Aduh.. aduh.. ” ucap Gita.
Tetapi aku tidak peduli, setelah anusnya membesar mulai kutancapkan sebuah lilin di anusnya. Dan ide cemerlangku muncul lagi, kunyalakan lilin yang menancap itu dan setelah cukup lama, kutiup apinya dan kubalik, jadi yang menancap adalah bagian yang barusan menyala.
“ Jesss… ” bunyi panas lilin bercampur dengan cairan yang keluar dari anus Gita. Tentu saja Gita menggeliat kesakitan, pantatnya dibentur-benturkannya ke meja seakan ingin melepaskan lilin yang menancap di anusnya. Aku tersenyum senang sambil kumasuk-keluarkan lilin tadi di anus Gita. Karena sudah puas menyiksa Gita, aku kasih kesempatan kepada teman-temanku untuk menyetubuhinya.
Teman-temanku begitu gembira, mereka langsung beraksi, sementara aku melihat pertunjukkan ini dengan kepuasan total. Mereka melepas ikatan Gita yang sudah tidak berdaya itu, lalu tubuhnya dibalik dan pantatnya ditarik ke atas sehingga dalam posisi menungging. Aku melihat Gita diam saja, mungkin dia sudah capai dan pasrah serta tidak punya harapan hidup lagi.
Wajahnya yang cantik terlihat sangat lesu dan seolah-olah siap diperlakukan apa saja. Aden dengan tubuhnya yang besar mulai membuka celana dan melakukan penetrasi, langsung sodomi. Gita membelalak tak menyangka bahwa ada benda sebesar itu yang harus masuk ke anusnya. Belum selesai dia menikmati penderitaan karena ulah Aden, Aden langsung menyelinap ke bawah tubuh Gita dan berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang Vagina Gita.
Gita melolong kesakitan karena anus dan liang Vaginanya yang sudah lecet dan perih terkena sabetan ikat pinggang dan tetesan lilin, masih harus bergesekan dengan batang kemaluan teman-temanku. Tubuhnya terguncang ke depan berulang-ulang setiap kali Aden dan Aden menghunjamkan batang kemaluannya. Buah dadanya berguncang keras persis di atas wajah Aden yang dengan penuh nafsu meremas sekuatnya.
Masih tersiksa dengan keadaan begitu, Dimas mengeluarkan kepunyaannya dan minta dikaraoke oleh Gita. Rintihan Gita menjadi tersendat-sendat karena tersedak dan batuk, Dimas bukannya kasihan malahan dia semakin terangsang sehingga dia menghunjamkan batang kemaluannya ke mulut dan tenggorokan Gita berulang-ulang.
Aku tersenyum saja melihat kelakuan teman-temanku yang brutal.
Kemudian kudekati Gita sambil berkata,
“ Gita.. punggungmu masih mulus lho.. aku cambuk ya… ” ucapku.
Karena tidak mungkin menggunakan pecut dan ikat pinggang sebab bisa mengenai Aden yang berada di bawah tubuh Gita, maka aku menggunakan rotan yang tadi sebagai pegangan untuk pecut, rotan ini ujungnya memecah sehingga sangat cocok untuk menimbulkan rasa sakit. Segera kuraih rotan itu dan kupukulkan berulang-ulang ke punggung Gita.
Tubuh Gita terlihat menggelinjang dan menggeliat seiring dengan hujaman-hujaman yang diberikan olehku, Aden dan Dimas. Aden yang melihat punggung Gita terkena pukulan rotanku sangat terangsang dan segera memuntahkan maninya ke liang dubur Gita, Lalu dia pun mencabut batang kemaluannya. Karena pantatnya kosong, atau tidak ada orang, aku pun dengan leluasa memukul pantatnya dengan rotan.
Kulihat Gita sangat menderita, pantat yang baru saja dimasuki paksa oleh Aden masih harus menerima siksaan rotanku. Giliran Dimas yang ejakulasi, maninya langsung menyemprot ke tenggorokan Gita, membuatnya menjadi sulit bernafas dan seperti mau muntah. Melihat begitu semakin keras kupukulkan rotan ke pantatnya, bahkan ke belahan pantatnya.
Tiba-tiba Gita lunglai, kelihatannya dia tak tahan lagi menerima siksaan kami, dia pingsan. Aden yang belum selesai masih terus melakukan aksinya, sehingga tubuh Gita yang pingsan itu terguncang-guncang ke sana ke mari, akhirnya Aden pun mencapai puncaknya dan menyemprotkan air maninya di dalam liang Vagina Gita yang masih pingsan.
Aku sendiri sudah merasa puas dengan balas dendamku ini. Kami berempat tertawa dan puas. Kami lalu membawa tubuh Gita untuk di buang, sebetulnya kami ingin menyimpannya untuk kenikmatan sehari-hari tetapi terlalu beresiko. Akhirnya tubuh Gita kami lempar di depan Mall tempat dia bekerja. Aku tersenyum puas karena sudah memberi pelajaran kepada Sales Promosion Girl yang sombong itu, tapi dalam hati aku merasa ketagihan untuk menyiksa sales promotion girl yang lain, kusampaikan ini ke teman-temanku dan mereka semuanya setuju untuk suatu waktu menculik dan menyiksa sales promotion girl yang lain.

Aku Diculik dan Diperkosa

Aku Diculik dan Diperkosa

Kisah Nyata - Sebut saja namaku Utami (nama samaran), umurku 21 tahun, aku adalah anak semata wayang yang terlahir dari pasangan pengusaha yang bisa dibilang sukses dibidang garmen di Ibu kota negara kita ini.

Aku adalah seorang Mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan disalah satu universitas ternama di kota kembang (Bandung).
Kebetulan disana aku dibelikan sebuah rumah agar aku tidak susah-susah mencari kost seperti mahasiswi lainya. Orang tua memanglah sangat sayang kepadaku, selain rumah aku juga difasilitasi dengan sebuah mobil dan perlengkapan yang aku butuhkan selama kuliah disana. Mohon maaf sebelumnya pembaca, bukanya saya sombong, tapi memang ini apa adanya sesuai keadaanku yang sebenarnya.
Intinya apa yang aku butuhkan pasti dituruti oleh orang tuaku, Walaupun aku dimanja namun kedua orang tuaku juga mendidiku disiplin dan mandiri. Hal yang paling diutamakan orangtuaku adalah dalam segi hal agama, pendidikan, dan kedisplinana waktu. Hal itu diajarkan oragtuaku agar kelak aku menjadi wanita yang mapan,displin dan taat pada agama. Saking disipli dan religiusnya dulu semasa aku SMA tidak ada satu laki-laki-pun yang berani mendekatiku ataupun bermain kerumahku.
So, aku sama sekali belum pernah pacaran, dan tidak mengerti hal-hal yang berbau sex maupun pornografi. Sampai pada suatu malam ketika aku pulang dari rumah teman karena mengerjakan tugas kelompok, aku dibuntuti oleh sebuah sepeda motor yang saat itu terlihat dari spion mobilku dikendarai oleh 2 orang Pria yang memakai helm jaket kulit. Saat itu aku merasa curiga, karena mereka tidak mau mendahului, padahal aku sudah mengemudikan mobilku dengan sangat pelan.
Sampai pada akhirnya aku telah melintas pada gang pertama hampir dekat rumahku, perasaanku mulai tambah tidak enak karena mereka masih saja membuntutiku. Sebenarnya rumahku dan temanku tidak terlalu jauh, namun untuk menempuh perjalanan kesana harus melewati gang jalan yang sempit yang hanya pas dilewati satu mobil. Saat itu dengan rasa tidak tenang aku terus menancap gas mobilku dengan pelan namun waspada menuju rumahku.
Sigkat cerita sampailah aku di rumah, sesampainya dirumah aku bergegas membuka gerbang rumah dan memasukan mobilku kedalam garasi. Sebelum memasukan mobil tak lupa aku sedikit melirik kendaraan itu masih membuntutiku atau tidak, ternyata setelah aku melirik mereka masih membuntuti aku namun mereka berhenti agak jauh dari rumahku. Saat itu sungguh aku merasa takut sekali, karena orang yang membuntiku itu tinggal 1 orang.
Tadi jelas-jelas aku melihat mereka berboncengan saat membuntutiku. Sungguh mencekam sekali malam itu suasananya. Ditambah lagi suasana sekitar rumahku malam itu sudah sepi sekali, hi serem pokonya deh. Tanpa pikir panjang setelah aku memarkian mobilku didalam garasi, aku-pun segera masuk kerumah dan segera mengunci gerbang dan pintu rumah rapat-rapat. Setelah aku memastikan pintu sudah terkunci, akupun kemudian masuk kekamar.
Didalam kamar aku masih merasa ketakutan sekali, namun rasa takut itu terkalahkan dengan rasa ngantukku karena memang sudah larut malam. Kira-kira baru setengah jam aku tidur, aku terbangunkan oleh suara yang mencurigakan yang berasal jendela. Dalam hati berkata “ kayaknya ada yang mencongkel jendela deh, ” . Sejenak aku diam dan mendengarkan suara itu.
Nampaknya suara itu berasal dari jendela samping rumah yang posisinya berada dekat gang jalanan komplek.
Dengan hening aku merasa takut sekali, wajar saja akalu aku takut karena saat itu aku hanya tinggal dirumah sendirian. Setelah beberapa waktu, suara itu menghilang, namu suara itu digantikan dengan suara kaki seseorang yang berjalan dengan pelan didalam rumahku. Saat itu aku semakin takut dan penasaran.
Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk melihat dan emastikan suara apa dan siapa yang ebrada didalam rumahku.
Tak lama setelah itu aku-un segera menyalakan lampu kamarku dan bergegas membuka pintu kamar secara perlahan. Sungguh nasib, ketika aku sedang membuka pintu dan bermaksud mencoba utuk mengintip, dengan cepatnya seseorang mendorong pintu kamarku dengan keras sehingga pintu itu membentur kepalaku sampai aku terpental kebelakang dan jatuh.
Dengan posisi terjatuh, aku melihat seorang Pria tinggi besar menggunakan tutup kepala. Saat itu aku sanagt shock dan takut sekali, aku hany bisa diam dan tidak bisa berbuat apa apa. Aku tak mampu berteriak. Yang bisa kulakukan saat itu hanya diam dan memandangi Pria itu. Saat itu Pria tanpa banyak bicara dia langsung menyeretku dan membantingku ke ranjangku.
Tanpa belas kasihan Pria itu, menindih dan menyekap mulutku dengan telapak tangannya yang besar dan kuat itu.
Saat itu aku sungguh tidak berdaya, bahkan saking takutnya aku sampai tidak mempunyai pikiran untuk berteriak dan meminta tolong. Yang aku rasakan saat itu hanya rasa takut diiringi dengan detak jantung yang kencang dan keringat dingin yang keluar dengan derasnya mengaliri tubuhku.
Sungguh saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena tindihan dan gerakan berontak dariku, Lingerie putih yang aku kenakan saat itu-pun tersingkap. Sehingga hal itu membuat paha dan celana dalamku terpampang jelas didepan mata Pria itu. Posisiku kini ditindih dengan tubuhnya, tangan dan mulutku ditekan dengan kuat oleh tanganya dan tubuhku ditahan oleh tubuhnya. Dalam posisi yang tidak berdaya itu, aku hanya bisa menangis, merintih dan ketakutan saja.
Sampai saat itu Pria itu berkata,
“ Bisa diam ngagak kamu, kalau kamu nggk bisa diam saya bunuh kamu sekarang juga, ” ucapnya mengancamku, sembari dia mengeluarkan sebilah pisau dari saku jaketnya.
Saat itu aku hanya bisa mengangguk dan tak tau apa yang akan terjadi padaku. Aku sungguh ketakutan. suasana menjadi menyeramkan. Orang itu perlahan melepaskan tangannya dari mulutku. Aku benar benar tak berani berbuat apa apa. Aku hanya ingin segera pagi dan tetangga sudah terbangun. Tatapan matanya tajam sekali seakan ingin berbuat sesuatu denganku. Kemudian dia melepas penutup wajahnya, dan menaruh pisaunya di sampingku.
Wajahnyanya sungguh menyeramkan penuh dengan kumis dan jambang. Orangnya setengah tua sekitar 42 tahunan menurutku. Dengan penuh nafsu kemudian Pria setengah baya itupun mencumbuiku. Aku yang tidak berdaya hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan orang tersebut. Dia terus menjilati seluruh wajahku, aku hanya menggeleng gelengkan kepala untuk menolaknya.
Kemudian dia memegangi kepalaku, dan mengajakku berciuman. Dengan penuh paksaan dia ciumi bibirku. Aku merasa geli dan jijik dengan kumis lenatnya. Dia terus menjilati bibirku dan memasukan lidahnya kedalam mulutku. Rasanya hampir mau muntah karena bau alkohol yang sangat menyengat. Aku terpaksa menerima ciumannya dan aku buka mulutku. Dia semakin bringas menciumiku.
Kini tangannya mulai membuka kancing tali lingerie yang aku pakai dan langsung meremas remas buah dadaku yang sebelumnya memang aku tidak memakai Bra. Dengan penuh birahi dia meremas-remas buah dadaku dengan kencang dan kasar,
“ Eughhhhh…. Sssss… Jangan lakukan ini Om, Sssss… Aghhh…, ” rintihku.
Sembari merintih mohon belas kasihanya tanpa sengaja aku mendesah, karena memang baru kali ini mendapat perlakuan seperti ini,
“ Sudah diam saja kamu jangan banyak omong, sudah nikmati saja !!!, ” ucapnya sembari terus meremas buah dadaku.
Dengan Nafsu tawa dan rasa girang, dia terus menjamah buah dadaku yang belum pernah tersentuh satu lelaki-pun,
“ Pak… tolong Pak jangan lakukan ini, tolong ampuni saya Pak, saya masih perawan, tolong jangan lakukan ini… Hu..uu..uu … ” ucapku memohon belas kasihan diiringi dengan isak tangis aku memohon Pria itu untuk melepaskanku.
Permohonan ampunku nampaknya sia-sia, setelah aku berkata aku masih perawan, bukannya menghentikan, malah lingerie yang aku pakai di robek dengan kasar dan dia tambah liar saja. Setelah tersobek Lingerie-ku kini kini aku-pun hanya memakai celana dalam. Saat itu dia terus menilati leherku dan menciiumi buah dadaku. Putingku di gigit dengan kasar, aku merasa kesakitan.
Dalam hati sebenarnya aku ingin berontak, tapi jika aku berontak pasti aku akan mendapatkan perlakuan yang lebih kejam Darinya. Ditambah lagi saaat itu pisau miliknya berada persis di sampingku, hal itu menambah rasa takutku saja. Aku hanya bisa parah dan menikmati perlakuanya dengan rasa hati yang tidak rela sedikitpun. Aku hanya berharap semua ini cepat selesai.
Dia terus memainkan buah dadaku yang putih mulus dengan putting yang masih berwarna kemerah-merahan. Entah kenapa, ketika dia menjilati puting buah dadaku, aku merasakan geli dan nikmat yang luar biasa.
Hal itu membuat aku melupakan rasa takut dan mulai memejamkan mata. Seiring berjalanya waktu akupun menjkmati perlakuan Pria itu,
“ Oughhh… Lepakann aku Pak… Aghhh… jangan lakukan ini… Ssss… Aghhhh…, ” ucapku dengan menolak namun menikmatinya.
“ Heh… Kamu bisa diam nggak !!! kalau berani berontak aku akan memukulmu.. ” ucapnya mengancamku.
Saat itu dia malah semakin mengancamku dan membuatku semakin tak berdaya. Aku hanya pasrah dan menikmatinya saja. Dengan cepat dia-pun bergegas melepaskan celana panjang hitamnya dan dia lepas celana dalamnya. Sungguh aku merasa kaget dan deg-degkan ketika melihat kejantanan orang itu yang sangat panjang dan besar penuh dengan bulu yang hitam. Dia mengarahkan kejantanannya ke mukaku.
Dengan lantang dan gertakan dia memintaku untuk mengkulumnya. Aku yang tak berdaya yang diiringi rasa takut, saat itu aku tidak bisa menolak dan pada akhirnya aku melayani dengan terpaksa. Aku memasukan kejantanannya ke mulutku, dan dia menyodokkan kejantanannya ke dalam romgga mulutku sampai aku hampir muntah. Sungguh tak punya rasa iba malah dia semakin kejam dan nafsu denganku.
Selang beberapa menit, dia langsung melepaskan celana dalam-ku. Aku sempat menendangnya namun aku ditampar olehnya. Aku menjadi semakin menangis. Sakit sekali dia menampar pipi kiriku dua kali hingga memar. Aku sudah tak sanggup lagi menerima semua ini. Dengan ganasnya dia membuka selakanganku, dan langsung menjilati kewanitaan-ku. Aku tak menyangka ternyata aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.
Apalagi saat dia menjilati clitoris-ku dengan cepat. Aku merasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam kewanitaan-ku. Disisi lain aku takut kalau dia sampai memasukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku yang masih perawan. Dia terus melumati kewanitaan-ku hingga akhirnya aku mengeluarkan cairan dari dalam kewanitaan-ku. Serasa hangat dan tubuhku terasa ringan.
Dengan sendirinya aku mendesah karena merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Aku benar benar shok ketia dia mengarahkan kejantanan besarnya ke lobang kewanitaan-ku. Dia mengesek-gesekan kejantanannya dengan cepat dan membuka bibir kewanitaan-ku. Sambil tertawa dan deru nafas yang tak beraturan dia berusaha memaukan kejantanannya ke dalam kewanitaan-ku,
“ Oughhh… Sssssss…., ” desahku mulai keluar dari mulutku.
“ Sungguh luar biasa sekali, ternyata wanita secantik kamu masih perawan, ” ucapnya dengan senyum dan tawa lebar.
Saat itu dia terus memaksakan kejantanannya agar bisa menembus kewanitaanku dan mendapatkan keVirginku. Dengan kasar dia terus memaksakan kejantananya agar memnembus keVirginku. Setelah beberapa waktu pada akhirnya diapun berhasil membenamkan kejantananya,
“ Blesssssssssssss…., ”
“ Aouwwwwwwww… Sa… Sakit… HU… Uuuuu…, ” rintihku kesakitan.
Hanya kata itu yang akuucapkan, saat itu aku hanya bisa memejamkan mata dan menerima kenyataan yang akan terjadi. Aku mulai merasakan sakit yang luar biasa ketika berulangkali dia berusaha merobek selaput darahku. Aku hanya bisa menagis dan menutup mulut, tanganku meremas sprei dengan kencang. Dia kemudian meludari kewanitaan-ku hingga kewanitaan-ku penuh dengan air liurnya.
Dengan sekuat tenaga dan penuh paksaan akhirnya kejantanan sebesar itu mulai menembus keperawanan-ku yang selama ini aku jaga. Dia merasa sangat bangga dan semakin bringas.Saat itu dia langsung menggenjot kewanitaan-ku dengan liar dan kasar,
“ Oughhh… Ughhh…. Nikmat sekali Memek kamu ini… Aghhhhh…, ” ucapnya.
Rasa sakit, perih dan panas aku rasakan. Akhirnya darah perawankupun tercecer di atas sprei kasurku. Aku tak bisa berbuat apa apa lagi. sakit sekali aku rasakan, namun kulihat dia malah semakin bersemangat menghujamkan kejantanan-nya yang besar dan panjang ke kewanitaan-ku. Kakiku di buka lebar, dia terus menggenjot dan sambil meremas buah dada-ku dengan kasar. Aku terus menangis dan merasakan siksaan yang sangat luar biasa.
Mau teriak dan minta tolong namun semua sia-sia dan hanya akan membuat aku semakin tersiksa. Aku merasakan batang kejantanannya sudah masuk hingga dalam kewanitaan-ku. Semakin cepat dia menyodokan kejantanannya ke kewanitaan-ku, dan tiba tiba dia mencabut kejantanan-nya dan kulihat di batang kejantanannya terdapat bercak darah perawan dari kewanitaan-ku.
kemudian dia mengarahkan ke mukaku dan mengocoknya di depan mulutku. Akhirnya seluruh air mani-nya tersembur pada wajahku. Saat itu sungguh amis baunyanya, saat air mani mengalir dalam mulutku kurasakan asin dan anyir air mani Pria itu. Aku merasa sangat terhina dengan perlakuannya. Karena bisa mendapatkan keperawann-ku dia-pun girang sekali. Sungguh aku merasa kecawa sekali pada diriku sendiri, sungguh kejam sekali Pria itu.
Setelah puas memperkosaku, kemudian pria itupun bergegas merapikan diri dan mengambil barang-barang berharga miliku dan kabur sembari mengancamku agar tidak teriak. Sungguh rasa pemerkosaan itu selalu membuatku takut dan dan tauma. Sampai sekrang kedua orang tuaku-pun, sama sekali tidak mengetahui musibah yang aku alami. Bahkan aku tidak berani mengatakan pada orang tuaku, karena aku takut mereka kecewa padaku.
Dengan menuliskan cerita sex pedihku ini, setidaknya aku sedikit merasa lega karena aku bisa meluapkan rasa kesal dan kecewaku pada situs ini. Semoga cerita ini bisa membuat para wanita diseluruh penjuru dunia lebuh berhati-hati jika berada dirumah sendirian.

Saturday, December 17, 2016

Dokter Muda Kehilangan Keperawanannya

Dokter Muda Kehilangan Keperawanannya

Kisah Nyata - Ini adalah cerita Sexs nyata dari seorang dokter wanita muda. Sebut saja ia Meta, wanita muda ini berprofesi sebagai dokter umum, dan dia baru saja menyelesaikan pendidikan kedokterannya di salah satu perguruan tinggi ternama di Medan.

Seperti biasa, seorang dokter yang baru lulus, ia harus menjalani masa wiyata baktinya untuk sebuah desa di daerah yang ditentukan. Sebenarnya Papah dan tunangan meta sangat keberatan apabila Meta melaksanakan wiyata bakti didaerah yang telah ditentukan itu.
Selain jauh dari keramaian, daerah itu tergolong terpencil dan masih jarang peradaban modern. Karena orang tua Meta sangat keberatan dengan keputudan itu, maka orang tua Meta mencoba mencari cara supaya Meta ditempatkan di daerah lain, tentunya yang dekat dan tidak tidak terpencil. Namun semua upaya orang tua meta percuma saja, karena itu telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di ganggu gugat.
Orang tua dan tunangan meta kawatir sekali, karena Meta seorang gadis yang mnaja dan sering dimanja oleh orang tuanya. Tentu terbayangkan oleh kalian semua para pembaca, Meta seorang gadis manja harus menghadapi kerasnya kehidupan di desa yang terkenal terpencilnya desa itu dan kebudayaan masyarakat yang terbilang masih primitif itu. Tunangam Meta adalah orang yang paling kuatir dibandingkan orang tua Meta. Tunangan Meta khawatir karena mereka akan menikah beberapa bulan lagi.
Meta dan David ini telah lama sekali berpacaran, dan selain itu kedua orang tua mereka sudah saling merestui hubungan mereka. Oh iya hampir lupa, Gambaran seorang Meta sebagai berikut, ia berumur 23 tahun, tinggi badan 168 cm, dan berat badan 56 kg. Kalau bicara soal wajahnya tentu ia seorang dokter muda yang cantik, bertubuh sintal, berukuran bra 34B dan mempunyai pantat yang kencang dan semok.
Selain itu Meta termasuk mahasiswa kedokteran yang memiliki prestasi menonjol dikampusnya, sehingga janagan heran kalau diumuurnya yang masih 23 tahun itu ia telah menyelesaikan kuliahnya. David termasuk Pria yang beruntung, karena ia bisa menahklukan gadis seperti Meta. Untuk mendapatkan Meta David berusaha mati-matian, sehingga jagan heran kalau David bisa mendapatkan wanita cantik dan cedas itu.
Tunangan Meta ini adalah seorang Pria yang ganteng, ditambah lagi ia telah berkehidupan mapan. David bekerja disebuah perusahan yang ternaung dibawah pemerintahan dikotanya dan david ini adalah anak dari sahabat Papah Meta. Selama menjalani hubungan Meta dan David mempunyai gaya pacaran normal dan tidak aneh-aneh. Apabila mereka berkencan kegiatan mereka hanya dinner atau nonton saja. Mereka tidak pernah melakukan gaya pacaran Sexs bebas.
Singkat cerita tibalah hari dimana Meta harus berwiyata bakti. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Meta dengan diantar David dan Papahnya Di desa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 24 jam perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan sempit. Di desa itu Meta di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Meta resmi bertugas. Lalu Papahnya dan David pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Meta untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Meta dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Meta menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama Pak Haris. Pak Haris amat disegani dan ia termasuk orang kaya Di desa itu. Umurnya sekitar 65 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak Haris sering meminjamkan sepeda motornya kepada Meta untuk tugas-tugasnya. Terkadang Pak Haris sendiri mengantarkan Meta saat Meta ingin ke desa sebelah.
Bagi Meta keberadaan Pak Haris ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor. Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Meta telah membuat Pak Haris menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Meta yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Haris.
Sebagai Pria normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Meta merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu Pak Haris. Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru Pak Haris mempercepat kendaraannya, secara otomatis Meta memegang pinggang Pak Haris dengan erat dan dalam suasana itu Pak Haris dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Meta dengan nyata.
Kemudian mereka sampai di kediaman Meta yang merupakan juga rumah milik Pak Haris. Sesampai didalam rumah, Meta masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang Pak Haris ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu. Saat Meta berganti pakaian tadi Pak Haris mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Meta seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar masih hujan deras,
“ Wah, hujannya deras sekali ini pak, Emm… Bagaimana kalau bapak memenginap saja disini Pak, ” kata Meta,
“ Wah… tidak usah repot-repot Mbak Meta, terima kasih sebelumnya. Kalau hujan reda saya akan pulang saja… ” jawab Pak Haris.
“ Baiklah pak kalau begitu… ” jawab Meta.
Kemudian Meta-pun pergi kedapur untuk membuatkan secangkir teh untuk Pak Haris,. Tak lama kemudian,
“ Pak, ini saya buatkan Teh pak, silahkan diminum Pak !!! ” ucap meta,
“ Wah Teh… bisa begadang saya malam ini Mbak, ”
“ O… ya… pak… apa perlu saya ganti dengan Susu hangat ? ” jawab Meta.
“ Ohh… nggak usah Mbak… ini juga nggak apa, ” timpal Pak Haris, sambil memandang kearah Meta.
Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Haris terpaksa menginap di rumah itu. Meta terus menemani paka Haris ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Haris mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Meta.
Meta tak enak hati jika ia meninggalkan Pak Haris sendirian malam itu karena Pak Haris telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Meta yang mulai ngantuk itu lalu Pak Haris menyuruh Meta tidur duluan.
“ Mbak, kalau Mbak Meta mengantuk Mbak tidur saja duluan, biar saya diluar sini, ”
“ Wah saya nggak enak ni pak masa Pak Haris saya tinggal, ” jawab Meta,
Kemudian Meta-pun memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau Di desa itu telah larut ditambah hujan deras. Dari tadi Pak Haris terus memperhatikan Meta karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Meta dengan tidak menampakkan keinginannya. Padahal saat itu tanpa di sadari Meta Pak Haris telah duduk disamping Meta.
“ Mbak Meta.., dingin ya Mbak., ” kata Pak Haris.
“ Ya pak…, ” sahut Meta, Kemudian Pak Haris meraih tangan
Meta begitu saja,
“ Ini Mbak , saya pegang tangan Mbak ya.., biar dinginnya hilang…, ” bisik Pak Haris.
Metapun membiarkan Pak Haris meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu Pak Haris melingkarkan tangannya di bahu Meta dan mengelus balik telinga Meta, padahal itulah daerah sensitif Meta. Kepala Meta lalu rebah di bahu Pak Haris dan seperti sepasang kekasih Pak Haris terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Meta.
Metapun meresapi usapan dan elusan lembut Pria yang seusia dengan Papahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Meta membiarkan tindakan Haris itu. Pak Haris lalu berdiri, dan menarik tangan Meta hingga berdiri. Meta menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Meta berbaring.
“ Mbak, tampaknya Mbak capek ya, ” kata Pak Haris.
“ Ya pak., ” kata Meta.
Pak Haris keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Meta kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Meta yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu. Pak Haris berjalan kearah Meta, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“ Pak… koq di kunci? ” tanya Meta.
“ Biasalah Mbak, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk… ” sahut Pak Haris.
“ Bagaimana Mba apa masih Dingin? ” tanya Pak Haris.
“ Iya pak… ” jawab Meta sembari mengangguk.
“ Baiklah Mbak bagaimana jika saya pijitin kepala Mbak itu biar segar, ” kata Pak Haris.
“ Iya boleh, silahkan pak… ” jawab Meta.
Lalu Meta duduk membelakangi Pak Haris dan Pak Haris pun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Meta. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Meta kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai Pria berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Haris untuk menaklukkan Meta, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia Sexs dan Pria.
Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Meta. Meta-pun menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan Pak Haris. Dari dekat Pak Haris dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Meta. Beberapa saat lamanya pijitan Haris itu telah turun ke punggung Meta.
Diluar kesadaran Meta ternya kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bra yang menutup payudaranya. Bra itupun dengan kelincahan tangan Pak Haris jatuh dan sempat dilihat Pak Haris bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan Pak Haris lalu meremas payudara Meta. Meta sadar dan menahan gerakan tangan Pak Haris..
“ Sudah pak…, jangan lagi pak… ” sambil memakai kimononya kembali sedang Branya telah terjatuh.
Pak Haris kaget dan ia memandang mata Meta, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Meta, kembali bisa ia kuasai.
“ Maaf Mbak.., kalau tadi saya lancang, ” kata Pak Haris.
Meta diam saja. Sedang saat itu Pak Haris hanya selangkah lagi bisa mengusai Meta. Lalu Pak Haris berjalan keluar dan ia tinggalkan Meta. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Meta, pakaian Meta saat itu acak-acakan.
“ Mba…, apa Mbak marah? ” tanyanya.
“ Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini, ” terang Meta dan Pak Haris hanya mengangguk-anggukan kepalanya ketika mendengar perkataan Meta.
Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, Pak Haris mengerti jika Meta khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Meta harus bisa ia gauli. Dalam kebiusan sikap Meta saat itu, Pak Haris kembali meraih tangan Meta dan menciumnya. Ketika itu ternyata Meta hanya diam membisu, lalu Pak Haris memeluk Meta dan tidak ada penolakan dari Meta.
Rupanya Meta saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak Pak Haris. Dijari Meta memang melingkar cincin tunangan dan Pak Haris tidak memperdulikannya. Dengan kelihaiannya, kembali Meta larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan Pria desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Meta, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu.
Dengan penuh nafsu Pak Haris memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Meta dan membuatnya pasrah kepada Pak Haris. Sebelah tangan Haris turun dan merongoh cd Meta dan memasuki lobang itu yang telah basah.
Lalu ia Mbak a dan tubuh Meta ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Meta yang tertutup oleh sedikit bulu halus. Pak Haris pun lalu memMbak a baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Kejantanan Haris amat panjang dan besar. Meta saat itu tidak tahu apa-apa lagi.
Pak Haris pun lalu memMbak a kedua kaki Meta dan mengarahkan kejantanannya kebelahan vagina Meta. Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Meta yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala kejantanannya.
“ Aduhhhhhh pak… aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak… ” jerit Meta.
Pak Haris lalu menarik kejantanannya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan kejantanannya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala kejantanan masuk…
“ Auuuuuggggkkkk… ” jerit Meta.
“ Sebentar Mbak ” kata Pak Haris.
“ Nanti juga hilang sakitnya Mbak … ” terangnya lagi.
Sekali hentak maka seluruh kejantanannya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Meta merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Haris telah berhasil merobek selaput dara Meta, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Meta saat itu dan membasahi sprey yang kusut.
Tangan Pak Haris pun terus memilin payudara Meta dan kembali menahan pinggul Meta. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan kejantanannya kedalam vagina Meta sedang Meta telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Meta. lalu ia tetap diam diatas tubuh Meta. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Meta berada dibawah tubuh Pak Haris yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Meta.
Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Meta ada air mata karena keperawanannya telah hilang Mbak an karena tunangannya tapi oleh Pria tua itu.
Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak Haris. Hingga menjelang pagi Pak Haris kembali mengulang permainan Sexs itu dengan Meta, hingga Meta merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa.
David tidak ia inagt lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan Pak Haris.
Sejak saat itu, hubungan kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu , kadang-kadang di gubuk milik Pak Haris di tengah hutan daerah itu. Meta merasa heran karena Pria seumur Pak Haris masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika Pak Haris memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.
Harispun bermaksud untuk menjadikan Meta istrinya yang ke 4 karena ia amat bangga bisa memerawani seorang Dokter dari kota dan cantik. Untuk itulah ia terus berusaha menyetubuhi Meta hingga bisa hamil oleh bibitnya. Metapun sulit melepaskan diri dari Pak Haris. Ia sedang berpikir untuk membatalkan pertunangan dengan David, karena bagaimanapun ia sudah tidak perawan lagi. Sungguh merasa bersalah sekali Meta kepada David, tapi mau bagaimana lagi, berani berbuat harus berani menanggung resikonya.

Perawan Hilang Karena Sebutir Obat Perangasng

Perawan Hilang Karena Sebutir Obat Perangasng

Kisah Nakal - Aku adalah seorang anak dari seorang guru, sebut saja namaku Amir, usiaku 25 tahun, . Mamahku adalah seorang guru di salah satu sekolah elite di Jakarta, selain menjadi guru, Mamahku juga membuka/memberikan pelajaran tambahan atau les di rumahku, tapi pelajaran tambahan itu diperuntukan untuk siswa-siswi yang Mamah ajar saja di sekolah.

Suatu hari suatu kedua orang tuaku kebetulan sedang keluar kota untuk beberapa hari, tiba-tiba datang lah seorang murid yang bernama Mita. Mita merupakan anak kelas 2 SMA di sekolah tersebut.
Mita memiliki muka yang cantik, berhidung mancung, berwajah yang oval, serta bibir nya yang masih berwarna pink (menandakan bahwa bibir dia belum pernah dilumat, ucapku dalam hati). Selain itu dia memiliki postur tubuh yang sangat sexy, dengan dihdiasi rambut panjang hitam lebat. Pada saat itu aku sudah mulai bercengkrama dengan dia, ternyata menurut ku dia anak yang baik serta sangat lah polos. Terlihat dari gaya tutur bicara dia, serta saat aku mulai membicarakan hal yang berbau sex maka dia meminta ku untuk berhenti membicarakan hal tersebut. Karna keasikan ngobrol aku pun lupa menawarkan dia minum.
Saat sedang membuatkan minum di dapur, aku teringat bahwa aku masih memiliki simpanan obat perangsang yang ku beli. Obat tersebut larut dengan air jeruk sesuai dengan permintaan Mita, namun tidak merubah warna maupun rasa. Setelah selesai membuat minuman tersebut, aku pun kembali keruang tamu sambil membawa kan air jeruk tersebut. Kami pun mulai mengobrol kembali, aku mulai menanyakan hal-hal pribadi tentang dia. Ternyata benar saja, dia belum pernah melakukan hal-hal yang aneh dalam pacaran bahkan untuk ciuman saja belum pernah. Setelah 15 menit kami mengobrol, obat tersebut mulai bereaksi didalam tubuh nya. Mita mulai merasa sangat gerah bahkan ingin rasa nya untuk membuka baju.
Karena melihat tersebut, akhir nya aku mengajak nya ke ruang home theater yang ada dilantai 2. Saat itu aku menyetelkan video bokep yang telah aku sdiapkan saat membuat air jeruk tersebut. Mita pun mulai semakin gelisah saat terlihat gambar seorang cewek sedang di jilat kemaluan nya. Aku pun mulai menciumnya, tidak ada perlawanan sama sekali. Kami bermain lidah hingga 10 menit. Dikala kami bermain lidah, aku mulai membuka BH dan celana dalamnya. Setelah dia bugil, kemudian aku membuka pakadianku sendiri.
Disaat aku sedang membuka pakadianku, dia mengusap-usap tubuhnya dan memainkan jari-jarinya di sekitar kemaluannya sehingga membuatnya basah. Aku tidak tahan lagi maka kudekatikemaluannya dan memainkan lidahku di dalam kemaluannya. Dan ternyata ini hari yang paling bahagdia, karena ternyata Mita masih perawan. Aku tetap terus menjilat kemaluan dia secara terus menerus sehingga Mita mulau mendesah,
“Hmmm…,shhhh…., aaahhhh…”.
Aku pun semakin bersemangat mendengar desahan tersebut. Dan tidak berapa lama kemudian tubuh Mita mengejang yang menandakan bahwa dia akan Orgasme dan ternyata benar saja. Banyak sekali cairan yang keluar darikemaluan dia, dan kemudian dia mulai terkulai lemas tak bertenaga. Kemudian karna melihat dia terkulai lemas, aku pun mulai memasukkan torpedo ku kekemaluan nya. Ketika torpedoku merobek keperawanannya, dia berteriak kesakitan dan aku merasakan torpedoku telah dibasahi oleh darah segar keperawanannya, tapi aku tidak ambil peduli. Sambil kucium bibirnya yang seksi, tanganku bermain di puting payudaranya, juga kutusukkan torpedoku ke dalam liang kemaluannya.
Terdiakan yang tadi sempat terdengar kini sudah berubah menjadi desahan serta erangan-erangan tanda kenikmatan dan ternyata dia mulai aktif untuk menekankan pinggangnya untuk merasakan lebih dalam torpedo ku.endesah-desah sensual dan memintaku mempercepat gerakan. Aku terus mempercepat gerakanku hingga dapat kurasakan kemaluannya semakin basah. Dia memintaku mengubah posisi. Dia sekarang berada di atas. Dengan hati-hati dia menindihku dan memasukkan torpedoku yang masih tegang ke dalam ldiangkemaluannya. Dengan posisi berbaring, kupeluk punggung Mita sambil menaik-turunkan tubuhnya sehingga aku merasa semakin nikmat karena pijitankemaluannya.
Aku semakin mempercepat gerakan sehingga membuat adegan yang kami lakukan semakin panas karena Mita terus menggenjot tubuhku sambil tangannya memainkan puting payudaranya sambil sesekali menekan-nekan payudaranya yang cukup besar itu. Setelah setengah jam aku sodok secara terus menerus dan beberapa kali Mita Orgasme akhir nya aku mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai puncak. Aku pun mulai mempercepat gerakannya dan kemudian
“Crottt….Crottt…Crottt…”, Terasa sekali Spermaku keluar mengisi liang kemaluan Mita.
Singkat cerita seetelah kejadian tersebut kami sering melakukan hubungan sex, baik dirumah ku atau pun di rumah Mita.

Kurelakan Keperawananku Demi Kenikmatan

Kurelakan Keperawananku Demi Kenikmatan

Kisah Nyata - kali ini menceritakan pengalaman sexs pribadi dari seorang Gadis bernama Nita ( nama samaran) yang melepas keperawananya dengan Pacar Pertamanya yang bernama Doni dan pria ini sangat amat dia cintai.

Hey para pembaca aku Newbie nih dalam hal Sex, perkenalkan namau Nita ( nama samaran) aku ingin berbagi Bagi Cerita Sex nih, ini pengalaman Pribadiku. Begini nih awal mula ceritanya. Kira-kira baru sebulan aku ditembak seorang pria yang dan aku dijadikan pacarnya, umur pria ini 28 tahun, aku sungguh bahagia sekali dengan hu bungan ini. Sosok pria ini adalah dodok pria yang aku impi-impikan, Kalau di film –film dia seperti Seorang Raja, dia mempunyai badan yang tinggi tegap atletis dan matanya yang sangat indah seklai menurutku. Dia berama Doni,dia adalah kekasih pertamaku. Doni bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jogja. Dia sangat romantis, dia selalu memberikan rasa aman dan nyaman ketika aku didekatnya. Rayuan gombal yang selalu dikatakan padaku terdengar bagaikan puisi di hatiku.
Dalam kami menjalani hubungan sejauh ini kami masih biasa-biasa saja. Cara pacaran kami hanya melakukan Kissing-kissing lembut saja di dalam mobil atau saat berada di tempat sepi da nyaman, lebih dari itu kami belum pernah melakukanya. Jujur saja, aku terkadang menginginkan lebih dari dirinya. Aku selalu membayangkan bila saja dia bisa membuatku masturbasi. Pada Hari ini tepat sebulan hari jadi kami. Doni dan aku ingin merayakan hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan weekend ini kita akan berlibur ke kaliurang untuk refreshing.
Akhirnya hari yang kutunggu datang juga, Doni berjanji akan menjemputku pukul 08.00 WIB. Sampai- sampai aku semalam tidak bisa tidur karena sudah tidak sabar menunggu hari yang istimewa ini. Pakaian yang kukenakan juga pakaian yang palimg okey dari koleksiku. Aku mengenakan kaos tanpa lengan berwarna putih dan celana jeans berwarna biru ¾. Aku menata rambut panjangku dengan cara kujepit, tampak simple tapi menggairahkan. Aku membawa sepasang baju ganti dan baju dalam. Tak lama kemudian Doni datang dengan mobilnya. Sungguh dihari itu Doni tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam dan celana jeans panjang gitu aja, tapi emang dasar akunya aja yang terlalu sayang sama dia.hhe.
“ Sayang, kanu udah siap belum buwat berangkat ?” tanpa menjawab akupun hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan tidak memakan waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 50 menit kemudian kita sampai di tempat wisata. Sesampainya disana ternyata masih tutup pintu masuk dan loket wisatanya.
“ Yahhhh… masih tutup yank… gimana kalau kita jalan kemana dulu gitu Yank?” tanyaku,
“ Oke deh kalau gitu Yank, coba kita ke atas dulu aja, Siapa tau ada pemandangan bagus disana yank,” ujar Doni.
Kemudian Doni segera menancap gas mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik disana, Begitu juga sekelilingnya tampak sepi dan biasa saja,
“ Emmmmm… Kita nunggu di sini aja ya Yank, Sambil nunggu lokas wisatanya buka, okey ?. “ ujarnya padaku.
“ Oke deh, Yank ” jawabku.
Kemudian Donipun memanggilku,
“ Yank sini deh deket aku “ suruhnya,
“ Iya yank “ jawabku sembari jalan kerahnya.
Setelah aku mendekat Donipun tersenyum, kemudian dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku. Bisa kulihat matanya yang hitam memandangku, membuatku semakin bergetar. Aku berusaha mengatur nafasku agar nampak biasa saja. Tiba-tiba, ciuman Doni mendarat di bibirku. Akupun membalas ciumannya. Lalu kulingkarkan kedua tanganku di lehernya. Kemudian kurasakan tangan kanan Doni membelai rambutku dan tangan kirinya membelai lenganku. Tak berapa lama, ku rasakan ciuman kami berbeda, nampak ada gairah di sana. Sesekali Doni mengigit bibirku dan itu membuat darahku mengalir dengan cepat,
“ Ssssssgghhhhh …. ahhhhhh…Sssssghhh.. ” Secara spontan aku memperat pelukanku,
Ketika aku memeluk erat berharap mendapat perlakuan lebih dari Doni, justru dia malah mengakhirinya,
“ I love u so much, Yank “ ucapnya sepenuh hati padaku,
Lalu Doni mengecup bibirku dengan cepat dan melepaskan pelukannya, sebenarnya terasa tanggung, tapi aku berusaha tersenyum dan bersikap biasa saja,
“ I love you too Sayank ”. balasku,
Jujur dalam hati aku benar-benar malu, karena aku tanpa sengaja mendesah ketika dia menciumku. Mungkin kalau aku tidak mendesah, ciuman itu akan berlanjut lebih, huffft…. Sunggu bodoh aku ini. Kemudian Doni mengajaku kembali ke mobil dan menancap gaz mobilnya untuk kembali menuju ketempat wisata itu. Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak terasa sudah pukul 20.00 WIB. Sebelum kembali ke kota, kami makan malam dulu di salah satu restoran, selesai makan akupun melihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 22.00.
“ Aduhh Yank udah jam segini, Kos Nita pasti udah ditutup nih, aku lupa bilang pulang telat lagi sama ibu kos Yank, gimananih Yank? ” kataku padanya.
“ Yah, kamu nggk bilang dari tadi yank, gimana, ya, nggak mungkin juga kamu tidur di kos aku” jawabnya.
“ Aaaaah, gimana dong Yank ??”
“ Udah jangan cemas Yank, gimana kalau kita tidur di penginapan aja didaerah sini, kan banyak tuh penginapan, Gimana Yank ??” ucapnya.
“ Iya deh Yank… dari pada Nita tidur di luar … hhe ” jawabku,
tidak lama kemudia Doni berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong, dan itu tinggal satu-satunya yang kosong. Karena sudah hampir pukul 11.00 malam kami memutuskan mengambil kamar tersebut. Sesaampainya di kamar, Doni langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Akupun bergegas untuk mandi karena badanku terasa lengket karena keringat. Selesai mandi, dalam hati dongkol juga. Kalau tau menginap satu kamar begini aku pasti bawa baju dalamku yang seksi dan pake baju yang seksi juga deh. Selesai mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Doni sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. kemudian Akupun naik ke atas kasur tanpa sengaja aku membuat Doni terbangun.
“ Udah selesai mandinya ya Yank,” tanyanya padaku,
“ Iya nih Yank, kamu nggak mandi Yank ?” tanyaku,
“ Males Yank, lagian aku nggk bawa baju ganti sama handuk ” jawabnya,
“ Ih jorok ah, mandi sana, dikamar mandi ada handuk kok, kalau baju pake baju itu lagi aja Yank lagian bajunya juga nggk bau-bau bangetkan ” ujarku,
Mungkin Dia merasa gerah juga, diapun mengikuti saranku. Gantian aku yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, tiba-tib aku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku. Saat aku membuka mata, tampak Doni telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas,
“ Kog nggak pake baju Yank, Ngga dingin apa Yank ? ” Kataku dengan senyum penuh hasrat.
Tanpa menjawab Doni dengan lembut dan cepat merengkuhnya kepalaku dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan.
“ Ssssgghhh… eummmm… Ssssgghhh… eummm…”
Kamipun mulai memainkan lidah, dan saling mengisap, Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, kubelai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil. Gerakanku ternyata merangsang Doni, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya tepat menindihku. Doni mengalihkan ciumannya ke telingaku, tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti,
“ Aaaahhhh,eummmmm,, Yank,,,aaaaahhhh,,,” Desahku,
Badankupun menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Doni, kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku. Seakan mengerti apa yang dicari Doni, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat bibirnya penuh nafsu. Doni pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan nya langsung kembali ke badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.
“ Sssgggghhhhh…. uhhhhhh,,, aaaaaaahhh… ” desahku,
“ Yank… tank topny dilepas, ya ” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah.
Tanpa menunggu jawaban dariku, dia melepaslkan tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak berbusana. Doni langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku, membuatku menggeliat, mendesah,
“ Ssssgghhh… aaahhhh… sssghh… Yan… aaahhh,,,,” desah nikmatku,
Desahan dari mulutku tampaknya membuat Doni semakin bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku,
“ Aaahhh… uuuhhh…eummmm… Enak Yank, terusin Yank… ” erangku lagi,
Tangan kiri Donipun membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang mengeras. Ku rasakan tanga kiri Doni cukup kesulitan membuka celana jeansku. Kunaikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Doni tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah,
“ Sssggghhhh…. Aaahhh… maass… aaahhhh… teruus Yank.. sssgghhhh ” desahku,
Kurasakan Doni menekan klitorisku, membuatku semakin mendesah dan bergetar. Apalagi Doni masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, sambil memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku. Doni tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur nafas, kepala doni berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Doni melepas celana dalamku. Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Doni kemudian memainkan lidahnya di vaginaku. Doni menjilati, mengulum vaginaku, membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi,
“ Aaaaaahhhhhhhh….” Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.
Doni belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Doni menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.
“ Ssssgghhh… Aaahhh… Ynnk… aaahhhh… uuuhhh… nikmattt Yank…” desahku,
Aku sangat menikmati oral yang diberikan Doni. Kurasakan dorongan lidah Doni lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir tanpa henti. membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang. Semakin lama Doni memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme. Setelah orgasmeku reda, Doni dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Doni mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya.
Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidah Doni dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku membasahi mulut dan dagunya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat. Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Doni membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat. Doni tiba-tiba menghentikan cumbuannya dan berkata,
“ Sayang… Love U So Much, aku pingin memiliki kamu seutuhnya” ucapnya sembari mencium lembut bibirku yang sudah basah.
Aku sudah terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Doni. Hingga rasanya bicara aku sulit. Kulingkarkan kedua lengaku di leher Doni dan kuhisap kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan keperawananku dalam pelukan Doni. Dia mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya, membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Doni mengusap vaginaku, membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras dimainkan oleh Doni. Jilatan Doni dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku mengerang tak karuan,
“ Ssssghhh… aaahhh… oohh…. Eummm…ssssghhh…”
Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Doni tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang sempit.
“ Ssshhhhhggg… auw… ” Jerit kecilku merasakan nyeri hingga menangis.
“ Sakit ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” uajr Doni menenangkanku.
Sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata. Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Doni, Doni kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang. Tapi Doni yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu sensitif berkontraksi lagi.
“ Ssshhhhh… Yank aku sudah mau keluar nih, keluarin di dalem apa luar Yank?” tanyanya sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
“ Ssssshhhh… ahhhh… dalam aja Yank,” ujarku,
Lagian aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku. Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Doni. Kurasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara. Doni kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Doni dengan lembut membelai rambut panjangku,
“ Sayang… kita harus selamanya bersama ya Yank.” Ujarnya sembari menciuman lembut di bibirku.
“ Iya, Yank, aku juga ngin bersamu selamanya…” jawabku,
ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur dengan pulas. Tibalah pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Doni karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki. Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang. Perlahan, kucium bibir Doni yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Doni yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah,
“ Selamat pagi wanita tersayangku,” ucapnya dengan sepenuh hati,
“ Selamat pagi juga Pria tersayangku ” jawabku sembari mencium bibirnya.
“ Sayang, aku mandi dulu yahh…” ucapku,
Belum sempat aku berdiri, baru duduk, Doni menarik perutku, menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan tempat tidur.
“ Ihhh sayang aku, nanti aja sih….”
Kemudian dengan lembut Doni menciumiku dari perut naik menuju leherku, dan menjilatinya, sehingga akupun dibuatnya mendesah nikmat,
“ Sssshhhhh… Ahhhhhh….. sssshhhhh…. “ desahku,
Doni menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan orgasme pertama pagi itu datang. Dengan lembut Doni memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di punggungnya. Kami pun berciuman dan Doni perlahan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Doni kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Doni menikmati kedua payudaraku yang mengeras.
“ Sssssshhhh….. ahhhhhhh… Enak sayang lebih cepat yah …. Sshhhhhhh… ahhhh… “ pintaku pada doni,
Tanpa menjawab kemudian Donipun menggerakkan pinggulnya dengan cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku peluk kepala Doni dengan erat dan aku mengerang nikmat karena orgasme, begitu juga dengan doni,
“ Aaaaaaahhhh…. Yank….. enak Yank…. Ssshhh… ahhhh… aku mau keluar Yank, ahhhh” ucapku,
“ Iya yank …. Aku juga mau keluar … ssshhhh…. Ahhh…. “ ucap doni dengan nafas yang terseggal- senggal .
“ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……….. Crotttt…. Crotttt…. Crotttt…. Crotttt…. “
Akhirnya kami dapatkan orgasme secara bersaaman, kemudian doni,
“ I’m very…very… love u so much Yank… emuuuachhhh.. “ ucap doni sepenuh hati sembar menciumku,
“ Love u too Sayang, emuuachhhh “ balasku sembari mencium bibirnya,
Setelah kami selasai bercumbu, kami kemudian bergegas untuk mandi bersama. Singkat cerita setelah kami selesai mandi merapihkan diri. Kemudian kamipun bergegas pulang ke kota meninggalkan sprei kamar yang basah karena lendir kawin kami serta bercak darahkku yang bertanda keperawananku telah hilang oleh Doni kekasih Tersayangku. Sampailah aku dikosanku dan Donipun pulang kekosanya.