Sunday, December 4, 2016
Home »
Kisah Nyata
» Nikmatnya Bercinta Sama Kembang Kampus
Nikmatnya Bercinta Sama Kembang Kampus
Kisah Nyata - Hey para pembaca perkenalkan namaku Alex ( nama samaran ). Saat ini aku adalah seorang mahasiwa tingkat 4 di sebuah universita negeri di Kota Kembang. Kalau bicara mengenai postur tubuhku sebenarnya biasa-biasa saja. Aku mempunyai tinggi badan 175 cm dengan berat 64 kg, tapi karena aku friendly, cukup berprestasi, dan aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang kaya, maka aku cukup famous di kampusku, baik dikalangan kakak tingkat maupun adik tingkat pada jurusanku.
Ketika Pagi itu dengan tergesa-gesa aku memarkir mobil kesayanganku di parkiran kampus. Usai memarkir mobilku, dengan setengah berlari aku buru-buru menuju ke gedung kuliah yang letaknya kira-kira 300 meter dari parkiran tadi. Sembari berlari mataku melirik ke jam tangan-ku yang telah menunjukkan pukul 08.10. Damn… Kalau saja tadi malam aku tidak nekat menonton pertandingan bola tim favoritku, pasti aku tidak akan terlambat seperti ini.
Kalau saja pagi ini bukan Pak Amir yang mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Amir yang berusia sekitar 42 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya. Kesempatan titip absen-pun nyaris tidak ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir.
Parahnya lagi, kehadiran minimal 85% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya. Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka. Tiba-tiba, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku,
“ Hay Alex..! ” Akupun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah adik angkatanku yang bernama Dila.
“ Hay juga ” jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik.
“ Kerah baju kamu terlipat tuh ” kata Dila.
Sadar, aku lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku.
“ Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru-buru ya? ” kata Dila lagi.
“ Iya nih, biasa Pak Amir ” jawabku.
“ Eummm.. ” Dila hanya menggumam.
Setelah pintu lift terbuka akupun masuk ke dalam lift. Ternyata Dila juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Dila. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik. Sungguh tubuhnya putih dan mulus. Tinggi badan yang kira-kira168 cm itu terbalut oleh kaos Gucci berwarna putih ketat.
Karena warna kaosnya putih secara otomatis Bhnya-pun terlihat karena Bhnya berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34B. Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya.
Wangi parfum Dila memenuhi udara dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum Boss In Motion milikku. Hemm… pikirku, pantas saja Dila sangat diincar oleh seluruh cowok di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional. Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang.
Namun jujur diriku hanya menganggap Dila sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan aku baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru. Tiba-tiba pintu lift membuka di lantai 3. Dila turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku.
Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Dila masuk ke sebuah ruang studio di lantai 3 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong.
Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi
“ kuliah Pak Amir ditunda sampai jam 11.00. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen ”
Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba-tiba saja teringat akan Dila. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dila masih ada disana.
Sesampainya di lantai 3 ruang studio, aku tidak tahu apa Dila masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dila yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya
“ Hay Alex, ngga jadi kuliah? ”
“ Kuliahnya diundur ” jawabku singkat.
Ia-pun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 5×5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dila, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Dila. Maklum, namanya juga cowok.hha. Karena aku penasaran, aku-pun segera mendekati Dila,
“ Hey Dila, kog sendirian sih disini mau aku temenin nggak ? ” sapaku,
“ Boleh-boleh aja kok nemenin dila, kebetulan aku lagi ngerjain tugas nih. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi. ”
Sambung dila lagi,
“ Oh iya Lex, kamukan udah pernah ngambil kuliah ini kan? ” Tanya Dila sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya.
Setelah menunjukan tugasnya kemudian dila berkata lagi,
“ Bisa ajarin Dila nggak Lex, Dila dari tadi gak pusing nih ngerjain tugas ini? ” pinta Dila padaku dengan sedikit manja,
“ Oke deh aku ajarin “ ucapku,
Setealah mengiyakan permintaanya, dan Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.
“ Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Alex, udah ngerepotin kamu. ” Kata Dila ramah sembari menutup laptopnya dan mengemasnya.
“ Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini ” kataku sekedar iseng menggoda.
Dila pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba-tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar.
Secara tidak sengaja tubuh Dila-pun malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun.
“ Iih, Alex kok itunya tegang sih ? ” kata Dila sambil membenarkan posisi tangannya.
“ Hhe… Maaaf ya Dil, ” kataku lirih.
Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku. Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar-benar menyadari kecantikannya.
Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya.
Seolah mengetahui keinginanku, Dila pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah kewanitaannya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan kejantananku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya.
Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang.
“ Eumm… mmmhhh… ” hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.
Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Dila sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas-remas gundukan payudaranya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku.
“ Aaaahhh, Alex… ” Erangannya yang manja makin membuatku bergairah.
Lalu kubuka kaos serta branya sehingga Dila pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang.
“ Ouh… Alex… ” ucapnya penuh nafsu sembari menekan kepalaku kearah payudaranya.
Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Dila menggelinjang.
“ Aaaahhhhh… Ssss… aaahhh… ” desah dila,
aku mendongak keatas dan melihat Dila sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan kulumanku di dadanya. Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu.
Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan kewanitaannya yang begitu gemuk dari pandanganku.
Akupun mendekatkan hidungku ke arah kewanitaannya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Dila sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Dila.
Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu Basah.
Ternyata Dila memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg-degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu-ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut.
“ Eumm …. aaahhh… Oughhh… ” Dila mengerang menikmati jilatanku.
Ternyata rasa cairan kewanitaan Dila gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.
“ Buka aja celana dalamku ” kata Dila.
Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dila benar-benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar-benar pemandangan yang indah. Kewanitaannya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi.
Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap kewanitaannya, menjilati bibir kewanitaannya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dila terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini.
“ Eumm…, please don’t stop ” kata Dila dengan mata terpejam.
“ Ouuchhh… ” Rintih Dila di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.
“ Ouhh… Ssshhh…Ahhhh ”, balasku merasakan nikmatnya kewanitaan Dila yang makin basah.
Sembari terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati kewanitaannya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian,
“ Uouuhhhh… Dila mau ke… lu… ar… ” desah Dila,
Dengan seiring erangannya kewanitaan Dila-pun tiba-tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia-nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis.
“ Slruuppp… ” suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut.
Nafas Dila terdengar terengah-engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.
“ Alex… makasih ya kamu udah bikin Dila klimaks. Kamu malah belum buka baju sama sekali, kamu curang, sekarang gantian sini !!! ” ucap dila,
Setelah berkata lalu Dila mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Ia-pun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Ia-pun kaget melihat batang kejantananku yang berukuran cukup besar. Panjangnya sekitar 16 cm dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Dila yang lentik.
“ Alex, punya kamu gede banget… ” ucapnya,
Kemudian Dila-pun langsung mengulum kepala kejantananku. Rasanya sungguh nikmat sekali.
“ Eumm… Ahhh… Dila kamu nikmat banget… ” kataku.
Dengan segera lalu Dila menjelajahi seluruh penjuru kejantananku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah kejantananku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku.
“ Aaahhh… ouuhhh… ” hanya desahan itu yang mampu aku ucapkan saat itu.
Lalu ia-pun kembali ke ujung kejantananku dan berusaha memasukkan kejantananku sepanjang-panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang kejantananku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan kejantananku sebanyak 5-6 kali.
Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing kejantananku memasuki liang kemaluannya.
“ Alex, aku masukin ya… ” kata Dila bergairah.
Lalu Ia-pun menduduki kejantananku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama-lama seluruh batang kejantananku terbenam ke dalam liang kewanitaannya. Wow, ternyata ini yang mereka katakan kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Ia-pun terus menaik-turunkan kewanitaannya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang.
“ Plak… plak… plak… ”
Suara paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.
“ Dila, ganti posisi dong ” kataku.
Lalu Dila berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang kewanitaannya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan kejantananku dari belakang.
“ aaahhhhh, pelan-pelan Honey ” kata Dila.
Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang-guncang dengan indahnya.
“ Aaaahhhhhkk…Alex…Ooucchhh… Ermmmhhh…” suara Dila yang mengerang terus,
Ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan kejantananku,
“ Ooouwhhh…yeahhh ! fu*k me like that…ouuhhh…i’m your bitch now ! ” erang Dila liar.
“ Aduhh… aaahhhhh… gila Dila… enak banget! ” ceracauku sambil merem-melek.
“ Ouhhh… terus Alex… kocok terus ” Dila terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking nikmatnya.
“ Yak… dikit lagi… aaahhhhh… Alex… udah mau ” Ucap Dila mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks,
“ Dila… Aku juga… mau keluar… eerrhh ” geramku dengan mempercepat gerakan,
“ Enak nggak Alex? ” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku.
“ Gila… enak banget … terusin Honey, yang kencang… ” ucapku,
Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas-remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.
“ Ouhhh… Sss… aaaahhhhh… Dila, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana? ” tanyaku sembari terus menggerakan pinggulku,
“ ouhhh… mmm… sss… aaaahhhhh… Keluarin didalam aja ya, kita barengan ” kata Dila.
Makin lama goyangan kejantananku makin dalam dan makin cepat saja,
“ Masukin yang dalem Honey… ouh… sss… ahhh…”, pinta Dila.
Kemudiaan akupun menambah kedalaman tusukan kejantananku, sampai pada beberapa saat kemudian.
“ Ssss… aaahhhhh… Alex… kita keluarin sekarang… ” kata Dila,
Dengan tiba-tiba himpitan kewanitaan Dila pada kejantananku terasa sangat kuat dan nikmat. Ia-pun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung Air mani pada kejantananku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang kewanitaannya. Rasa hangat memenuhi kejantananku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Dila dengan eratnya dari belakang.
Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan kejantananku dari dalam kewanitaannya. Aku menyodorkan kejantananku ke wajah Dila dan ia segera mengulum serta menelan habis Air mani yang masih berceceran di batang kejantananku. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Dila tersenyum sambil terus mengocok batang kejantananku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok kejantananku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.
“ Dila… mau keluar nih… ” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Dila.
“ Ssss… ahhh… sebentar jangan keluarin dulu, tahan dulu ya Alex… ”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
“ Loh kok ngga dilanjutin? ” tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku,
Dila mendekatkan dadanya ke arah kejantananku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit kejantananku dengan kedua payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari kejantananku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.
Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok kejantananku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Kejantananku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Dila pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri.
“ Gila Dila, kamu ternyata liar banget… ” Dila hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal,
Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.
“ Enak nggak Alex? ” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
“ Gila… Bukan enak lagi… Tapi enak banget Honey… Terus kocok yang kencang… ” ucapku ditengah kenikmatan,
Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu,
“ Ahhh… ouwhhh… ” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.
Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
Tak lama kemudian,
“ Ouh… ahhhh… Dila aku mau keluar lagi nih… ” Ucapku sebelum aku mendapatkan klimaks-ku
Tidak lama kemudian akupun menyemburkan beberapa tetes Air maniku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Dila. Ia-pun lalu menciumku sehingga aku merasakan Air maniku sendiri.
Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang kekostan setelah mengantarkan Dila ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan-kapan.
Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Amir , aku sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dila kembang kampus yang menjadi pujaan para cowok kampusku. Thanks Dila.
0 comments:
Post a Comment