Sunday, December 4, 2016

Aku Bercinta di Toilet Kereta

Aku Bercinta di Toilet Kereta

Kisah Nakal - Sebelum aku memulai cerita sex pribadiku, aku akan memperkenalkan namaku terlebih dahulu. Namaku Rehan, sekarang aku berumur 24 tahun, aku berwajah lumayan ganteng ( kata teman-teman dan para mantan pacarku) hhe. Kalau berbicara masalah sifatku sih aku termasuk orang yang supel, ramah. Kata mantan pacar-pacarku aku selain ganteng, aku mempunyai tubuh yang ideal.
Tapi benar juga sih kata mereka, karena aku mempunya tinggi badan 178 cm dan berat badan 75 kg. Memang banyak yang tertarik denganku, menurut mantan-mantanku dan sahabat-sahabat wanitaku aku ini orangnya mendekati kata perfect, hhe. Statusku sekarang adalah seorang mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota B.
Aku berasal dari kota D, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Pada hari Minggu, aku menunggu kereta ekspress yang akan mengantarku kembali ke kota B karena esok hari aku harus masuk kuliah lagi. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman-teman lamaku.
Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu ketika aku ingin buang air kecil.
Pada saat dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena, kamar kecilnya tidak ada batang selotnya, tapi itu tidak menjadi masalah lagi karena aku menyelipkan sebuah bolpoin untuk mengunci pintunya. Saat itu seingatku di stasiun kota C, kereta berhenti di stasiun besar.
Seperti biasa kereta berhenti untuk menaikkan penumpang. Tidak lama setelah aku terbangun naiklah pasangan suami istri muda bersama anaknya yang masih balita.
Aku sejenak terperangah karena melihat pasangan itu, sang istri yang cantik tetapi suaminya cenderung jelek sekali. Wanita bersuami itu sangatlah cantik, dia berambut lurus panjang, bertubuh sexy, dan postur tubuhnya benar-benar ideal.
Sungguh ironis sekali nasib wanita itu, andai saja wanita itu menjadi istriku, pasti sangat serasi sekali denganku. Tubuh wanita bersuami itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang membuatnya semakin menarik saja. Barang kali ini rejekiku, ternyata mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati. Wah sungguh menyenangkan sekali, aku bisa memandangi wanita itu dari dekat.
Singkat cerita kereta-pun mulai kembali berjalan, sang suami dan anaknya tidak lama setelah kereta berjalan mereka tertidur lelap. Setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar 30 menit, sang istri-pun bengong sendiri. Kemudian aku-pun memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol wanita itu. Itung-itung untuk menghilangkan rasa boring selama perjalanan lah,hhe.
“ Emmm… Mba, ngomong-ngomong Mba mau kemana ini ? ” sambil tersenyum ramah aku menegurnya,
“ Adik bertanya sama saya ???” tanyanya,
“ Iya Mba, tidak papakan kalau saya bertanya, hhe ” jawabku,
“ Nggak papa kog dek, saya mau ke kota B Dik, karena mertua saya sedang sakit Dik. Adik sendiri mau kemana ? ” jawabnya sambil tersenyum manis padaku,
“ Oh… aku juga sama Mba tapi karena aku memang kuliah di kota B. Oh iya… Ngomong-ngomong nama Mba siapa ? perkenalkan namaku Rehan Mba ” ucapku sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan,
“ Aku Fitri Dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi ” dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.
Perbincanganpun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku Mba Fitri orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku yang mulai menjurus kearah sex.
Bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus. Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis.
Mba Fitri mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang. Dari pertanyaan-pertanyaanku Mba Fitri bukan tipe wanita yang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal.
Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 3 tahun ini. Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat kancing kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil.
Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan celana dalamku, lalu aku mengeluarkan juniorku dari sarangnya.
Ukuran juniorku memang biasa, tapi lumayanlah. Kudekati Mba Fitri perlaHan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberFitrikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika Mba Fitri menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.
“ Mba, jangan teriak ya, kumohon Mba. Aku hanya ingin diajarkan cara bagaimana memuaskan wanita dalam sexs, plese !!! ” kataku sambil menampakkan wajah memelas.
Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura-pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, kena kau (batinku).
“ Rehan udah pernah ciuman? ” tanyanya,
“ Sudah Mba, kenapa Mba? ” balasku dengan wajah polos,
“ Coba cium aku Han ” perintahnya,
Aku-pun mulai memeluk lalu menciuminya. Memang pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.
“ Ciuman Rehan mantap juga ya..hhe ” ucapnya,
Saat itu aku hanya tersenyum dan berpura-pura malu,
“ Sekarang coba rangsang aku Han, tapi hanya sebatas sampai dibagian leher saja ya !!! ” ucapnya,
Pada saat itu didalam hatiku, aku merasa senang sekali. Dengan cepat aku-pun mulai menggerayangi, menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya dengan penuh nafsu.
“ Aaahhh… sssttt… eeeenggghh… ” desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher. Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat.
“ Ouuugghh… aaaahhhh… eeemmghh… sssstttt… Han enak Han… terus Han… aaaaaahhh… eeeeennnggghh… Han jangan ada bekasnya… ” bisiknya.
Aku sadar bahwa Mba Fitri takut ketahuan suaminya, Ketika itu kucoba untuk menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Saat itu Mba Fitri tidak sempat untuk menolaku.
Karena percuma saja dia menolak, karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan Hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.
“ Rehan… aaaaahhhh… kamu nakal ih… ssss… ahhh… ” ucapnya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang Mba Fitri alami begitu kuat.
Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya kira 34B.
Lalu seketika itu pula kubuka kancing BH-nya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot puting kanannya dan kupilin-pilin putting kirinya. Mba fitripun nampak menikmati perbutanku itu,
“ Aaaaaaahhhh… eeeemmnggh… Han… kamu apakan putingku… ughhhh… ” erangnya sambil bersandar di dinding.
“ Geli Han… aaaaaggghh… Han… cukup… ssstt… Han… enak banget… mmmnngghh… melayang aku rasanya… aaahhh… ” desahannya semakin keras saja,
Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi Mba Fitri dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir.
“ Eummm… ahhhh… sruppp… sruppp… sruppp… ”
Ketika itu hanya suara itu yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi. Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh Mba Fitri terjepit antara tubuhku dan dinding.
Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan Mba Fitri makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga Mba Fitri termangu.
“ Hlo Han, kok berhenti sih ?! Jangan dong… lanjutin ya Han… aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya… lanjutin dong sampe Mba keluar yah !!! ” pintanya padaku,
“ Iya Mba… tapi sekarang boleh ya aku masukin Juniorku ? soalnya dari tadi berdiri nih, rasanya nggak enak banget Mba ” rayuku.
“ Jangan Han, aku sudah bersuami… ” tolaknya.
“ Cuma digesek-gesekin aja deh Mba enggak papa ampe aku juga keluar biar sama-sama enak. Boleh ya Mba? Please… ” rengekku merayunya,
Sambil kembali membelai-belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus-elus juiorku yang sedari tadi menganguk-angguk karena sudah tegang. Karena mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya Mba Fitri-pun luluh dan menyetujui permintaanku.
“ Cuma digesek-gesek aja ya Han, nggak lebih… ” pintanya sambil kududukkan dia di kloset,
“ Makasih ya Mba Fitri sayang ” ucapku,
Kemudian aku-pun mengecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga kejantananku terhimpit diantara pangkal paHanya persis di mulut Kewanitaannya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku Mba Fitri dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).
Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak Fitri mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat.
Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan kejantananku kedalam Hangatnya liang Kewanitaannya. Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan Kewanitaannya makin membanjiri kejantananku, tanpa Mba Fitri sadari kumasukkan kejantananku secara mendadak dan cepat hingga mentok.
Wow… meski sudah pernah melahirkan tapi Kewanitaannya masih ketat menjepit kejantananku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal kejantananku masih diluar sekitar 1-2cm saat kurasakan ujung kejantananku membentur bagian terdalam Kewanitaannya.
“ Aaaaah… Ouhh… Han jangan dimasukin, cabut Han!!! Ingat Han aku sudah bersuami!! ” ucapnya,
Tetapi taku tidak menghiraukan ucapanya, kata-katanya malah membuatku semakin liar. Lalu aku-pun menggonyang pantatku sehingga kejantananku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab datri kewanitaannya sembari menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba Fitri membuatnya tidak bisa berkutik.
Pada awalnya Mba Fitri terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati Klimaks saat kumasukkan kejantananku membuat Mba Fitri akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.Kugoyangkan pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang.
“ Ouhhh… Han… kamu apakan Kewanitaanku ??? rasanya enak sekali Han… eeemmm… eggghhh…… Han… aku udah ga tahan… aaaahhh… aku ingin keluar… ” rintihnya kira-kira,
“ Keluarkan saja Mba Fitri sayang… enggghh… Kewanitaan Mba enak sekali… ” pujiku sambil mempercepat goyanganku,
“ Han… aku keluar sayang!!! aaahhhh… eggghhh… ssss… aaahhh… ouhhhh… ” Desah Mba fitri sembari menikmati Klimaks yang dirasakannya,
Kejantananku-pun merasakan siraman air surga dari liang Kewanitaan Mba Fitri,
“ Han… nikmat sekali sayang… makasih ya, aku baru kali ini merasakan Klimaks karena bersetubuh, sebelumnya suamiku hanya peduli pada dirinya sendiri. Kamu belum keluar ya ? ” ucapnya sambil kembali menciumku.
“ Kayaknya sebentar lagi Mba… masih boleh kan aku bergoyang?? ” tanyaku,
“ Boleh dong sayang… kamu sudah membuatku melayang… sekarang nikmati tubuhku semaumu… tapi sekarang kamu yang duduk ya Han… ” katanya sambil berganti posisi.
Sekarang posisi Mba Fitri duduk dipangkuanku dan wajahnya berhadapan denganku,
“ Sekarang biar Mba yang puasin kamu ya sayang… Oh iya Rehan, kamu haus nggak ? kalau haus nih minum susu Mba aja ? ” Tanyanya sambil menyodorkan payudaranya,
Mbak Fitrri berkata seperti itu agar aku menghisap payudaranya, lalu Mbak Fitri-pun mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Ternyata Mba Fitri membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kadang merubah arah goyangan pantatnya.
Aku Hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat Mba Fitri makin bersemangat dan kembali terangsang.
“ Aaaahhh… Han… kejantananmu enak sekali… uunggghh… eemmmhhhgg… ” desahnya,
“ Memek Mba juga enak sekali… ssss… aahh… Mba… enak Mba… bentar lagi Mba… ahhh… ” rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan Mba Fitri.
Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa Mba Fitri juga merasakan yang sama karena Kewanitaannya makin ketat menjepit kejantananku dan rintiHannya makin sering dan merangsang.
“ Han… aku ingin keluar lagi… enak banget Han… aaahhh… sssttt… ” baru saja Mba Fitri berkata seperti itu aku sudah tidak tahan lagi, serasa lahar panas dari kemaluanku ingin keluar untuk membanjiri liang surganya,
“ Ssss… ahhhh… Mba a… aaa… aku keluar … Ouh… ahhh… !!! ” lenguhku mengiringi semburan air mFitriku kedalam rahimnya.
Karena merasakan semburan lahar panasku itu, tidak lama kemudian Mba Fitri-pun mendapakatkan klimaks-nya,
“ Aaahhh… Han!!!! aku keluar sayang!!! ” segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati Klimaks berpelukan.
Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mba Fitri berbisik
“ Terima kasih ya sayang, Rehan sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan. ” ucap puasanya padaku,
“ Mba nggak takut hamil karena aku mengekeluarkan air mFitriku di dalam ?? ” tanyaku ragu.
“ Nggak kog, tenang saja soalnya aku dalam keadaan tidak subur ” ucapnya tersenyum lalu mengecupku.
Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing-masing.
Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota B. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mba Fitri kemudian memberikan nomer Handphone-nya kepadaku dan berkata,
“ Next time jika kita bertemu, kita buat dosa yang terindah lagi ya… ” kata genitmya sembari mengedipkan matanya.
Lalu aku-pun menjawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota B. Benar-benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu. Ini adalah cerita pertamaku meski bukan pengalaman pertamaku jadi mohon maaf jika kurang seru atau apalah. Lain kali kusambung dengan cerita pengalamanku bersama mantan-mantanku atau sahabat-sahabatku atau adik-adik kelasku atau yang lain. Kita lihat saja nanti aku mood nulis yang mana.

0 comments:

Post a Comment