Wednesday, December 14, 2016

Aku Ngentot Sama Anak Pembantu

Aku Ngentot Sama Anak Pembantu

Kisah Nakal - Perkenalkan nama saya Dodi saya adalah seorang Pria yang bisa dibilang seorang exekutif muda. Kisah ini terjadi pada saat saya masih remaja dan berumur 17 tahun. Cerita sex ini saya alami dengan wanita polos yang cantik di kampung saya. Selain polos wanita ini bersifat pemalu, maklum gadis kampung.hhe. Walaupun wanita ini masih terbilang cupu dan kampungan, tapi ini adalah pengalaman sex pertama saya dan ini sebuah pengalaman sex yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya.

Dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama laki-laki, sering kami berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma saya seorang Yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah. Ada yang nyikat pembantunya, pacarnya, dan ada juga Yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang saya ? Pacarku seorang Yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya saja selalu ada orang lain Yang menemani entah ayah, ibu atau saudara kandungnya.
Kesempatan Yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar rumah. Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan Yang pro saya tidak punya cukup keberanian. Pembantu ? Pembantuku STW berkain kebaya, dan sama sekali tidak menarik. Suatu hari sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, saya berteriak memanggil buk Sri asisten rumah tanggaku agar menyiapkan makanan,
“ Buk Sri pulang ke kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan dinikahi oleh seorang cukup terpandang di kampungnya, Nah rupanya akan ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan buk Sri baru balik, ” kata ibuku,
“ Tapi nggak usah khawatir, Febi anak buk Sri Yang membantu kita selama buk Sri tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah, “
Tak lama ada seseorang Yang datang membawakan makanan. Saya tidak memperhatikan karena kupikir anaknya buk Sri pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika saya menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini. Kulitnya bening, wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda.
Ukurannya sedang-sedang saja. Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan menYangka ia cuma anak pembantu. Tak lama ibuku berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita sampai malam. Di rumah tinggal saya dan Febi.
“ Febi, sini temenin saya ngobrol sambil saya makan, ” ucap saya ketika melihat Febi melintas, “ Kamu sekolah kelas berapa Feb ?
“ SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA, ” katanya polos.
“ Di kampung sudah punya pacar apa belum ? Atau apa malah sudah dilamar ? ”tanya saya lagi.
“ Belum mas, sungguh !” jawab Febi,
“ Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya ? ”
“ Wanita kota mana mau sama saya, Ya ? ” ucap saya mulai mengeluarkan rayuan gombal,
“ Lagipula saya sukanya wanita Yang masih polos seperti kamu, “
“ Ah mas, bisa saja, ” katanya malu-malu, “ Saya kan cuma anak seorang pembantu, “
“ Feb, saya sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin saya ke ruang atas ya. Soalnya saya kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari, ” ucap saya sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Febi.
Kutunggu-tunggu Febi tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun luks. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton DVD. Sengaja kuputar film pinjeman temanku Yang biasanya kuputar kalau bapak/ ibu tidak di rumah.
Kupilih Yang tidak terlalu vulgar, supaya Febi jangan sampai kaget melihatnya. Adegan Yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail. Rupanya adegan-adegan itu membuat Febi terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam,
“ Mas. sudah ya nontonnya, saya mau ke bawah, ” katanya.
“ Tunggu dulu, Feb, saya mau ngomong, ” ucap saya Yang telah dapat ide untuk menjeratnya,
“ Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya ? Kalau cuma itu, soal sepele, saya akan membantumu, asal …”
“ Asal apa mas, ” katanya bersemangat.
“ Asal kamu mau membantu saya juga, ” ucap saya sambil pindah ke dekatnya.
Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Febi sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.
“ Febi, kamu pikir saya akan memperkosamu ? ” ucap saya lembut, “ Saya cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku, “
Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mngucapkan apa-apa kuserbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Febi terengah-engah terbawa kenikmatan Yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk
Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa. Perlahan-lahan dari menciumi lehernya saya turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturnkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dada saya Yang bidang, hasil rajin fitness.
“ Feb kamu curang sudah lihat dada saya, sekarang biar impas saya juga mau lihat kamu punya dong, “
“ Ah jangan mas, malu, ” katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.
“ Bajunya doang Yang dibuka, Feb. kalau malu Bra-nya nggak usah, ” ucap saya sambil menyerbunya lagi dengan ciuman.
Febi tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga saya berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya Yang masih tertutup beha berwarna hitam.
“ Aduh mas, mhm, enak sekali, ” katanya sambil menggelinjang.
Tangankupun bergerilya membuka pengait Bra-nya. Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka Bra-nya ia kembali tersadar dan protes,
” lho mas janjinya Bra-nya tidak dibuka, ”
Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya Yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting Yang kecil berwarna coklat muda. Kukulum payudara kanannya sambil kuemut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan Yang indah,
” eumph, ehm, ahhh, ‘ dari bibirnya Yang mungil.
Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya Yang masih tertutup celana dalam Yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan Yang AyrFebi terima sehingga mulai keluar cairan dari kewanitaan-nya Yang membasahi celana dalamnya.
“ Oh mas, oh mas, mph, enak sekali, ” lenguhnya.
Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik celana dalam-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuatnya badannya gemetaran merasakan kenikmatan Yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.
“ Ahhh !” jerit Febi,
Dibarengi tubuhnya Yang mengejang. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah celana dalam Yang menutupi tubuhnya. Segera saya berdiri dan melepaskan celana panjang serta celana dalam-ku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes,
“ Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh, ” katanya sambil berusaha untuk duduk, “
“ Feb, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, saya belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, saya cuma bagian atas saja, ” ucap saya sambil secepat kilat menarik celana dalam-nya.
“ Mas, jangan ! ” protesnya sambil mau memertahankan celana dalamnya,
Namun ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku Yang berhasil melolosi celana dalam-nya dari kedua kakinya. Terlihatlah pemandangan indah Yang baru pertama kali kulihat langsung. Kewanitaan-nya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras, segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Febi kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku,
“ mas, jangan, oh !” katanya.
Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan kejantananku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliaraanku ke sangkarnya Yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Saya tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.
“ Mas, jangan, saya masih perawan, ” protes Febi ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.
“ Jangan takut cantik, saya cuma gesek-gesek di luar saja, ” ucap saya ngegombal sambil memegang kejantanan dan mengarahkannya ke celah Yang sangat sempit.
Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, kutempelkan dan kusegesk-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar kewanitaan-nya,
“ Mas, mas, mphm, oh, uenak sekali, ” katanya penuh kenikmatan.
Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku. Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam kewanitaan-nya dengan menyodoknya perlahan-lahan,
“ Aauww… mas, sakit ! Tadi katanya tidak akan dimasukkan, ” protes Febi, ketika kepala ujung kejantananku mulai agak masuk,
“ Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Feb !” ucap saya setengah berbohong sambil terus bekerja.
Sempit sekali lubangnya si Febi, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan kejantananku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Febi terpekik.
Saat itu dengan sekuat tenaga saya kusodok kejantananku Yang berhasil tenggelam semuanya di kewanitaan-nya Febi. Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan kejantananku di dalam kewanitaan Febi. Tetapi tidak kutarik sampai kelaut, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit Yang dialami Febi tergantikan dengan rasa nikmat.
Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara ah, uh, ah, uh setiap kali ku maju mundurkan kejantananku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini. Kejantananku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Sayapun melngalami kenikmatan Yang selama ini hanya kuimpikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu.
Rupanya saya sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan kewanitaan perawan kampung ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali kejantananku terbenam di dalamnya. Terasa hampir meledak kejantananku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Febi.
Dengan sekut tenaga kubenamkan kejantananku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort ! Air maniku muncrat ke dalam rahim Febi, Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Febi. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhkupun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan Yang sampai ke ubun-bubun.

0 comments:

Post a Comment