Tuesday, November 29, 2016
Home »
Kisah Nyata
» Semoknya Janda China
Semoknya Janda China
Kisah Nyata - namaku Danang, usiaku saat ini 27 tahun danmasih singgle.Aku adalah seorang staaf disalah satu hotel berbintang diaerah kota “S”. Okey saat ini saya akan menceritakan tentang kisah sexku yang terbilang sangat cepat,nikmat, dan instan sekali layaknya mie instan.hhe. Oke langsung ke alur cerita saja. Kejadian ini berawal ketika aku sedang mencari tempat kos di kota “S”. Nampaknya untuk mencari kos di kota “S” itu sangatlah mudah didapat, tidak perlu sampai berhari-hari untuk mendapatkan kost.
Sampai pada akhirnya aku-pun mendaptkan temat kost, dan aku mulai menempati kost-kuyang baru. Karena aku di Kost itu anak baru, maka aku mulai berkenalan dengan penghuni kost lainya, namun aku memulai dengan seorang wanita yang kamar kosnya tepat berada disampingku. Panggil saja nama wanita itu Olivia, ketika berkenalan denganku, umur Olivia sekitar 30.
Oh iya guest, di usianya yang tergolong masih muda itu, Olivia sudah menyandang status janda beranak satu dan dia adalah keturunan chinese. Singkat cerita perkenalanku dengan Olivia berlanjut dan hari-demi hari kamipun semakin dekat saja. Sampai pada hari itu, ketika aku baru selesai mandi sore, ketika aku keluar kamar aku melihat Olivia sedang duduk di kamarnya sembari menonton televisi.
Seperti yang kukatakan tadi, karena kamar kami berdekatan, hal ini memudahkanku untuk mengetahui apa yang dilakukanya pada setiap harinya. Pada saat itu keadaanku masih mengenakan handuk, aku iseng dengan menggoda Olivia. Dengan Expresi wajah yang terkejut, Olivia balik menggodaku, dan aku-pun semakin berani untuk menggoda Olivia.
Ketika itu diapun mengejarku karena aku menggodanya tadi. Pada saat Olivia mengejarku aku-pun berpura-pura untuk berusaha menghindar dan mencoba masuk ke kamarku. Tidak kusangka, sesampainya aku masuk kekamarku Olivia-pun berani masuk sampai kamarku, dan dia tidak menghentikan niatnya untuk mengejarku.
“ Danang… awas kamu yah… kalau sampai kena, aku perkosa kamu nanti biar tahu rasa… “, ucapnya sembari terus menangkapku.
“ Perkosa ??? coaba aja kalau kamu berani… weeeekkk… “, ucapku menatang dengan penuh harapan bahwa dia akan benar-benar memperkosaku.
Saat itu aku berhenti berlari, dan aku mulau menatap kedua matanya, aku melihatmata Olivia saat itu nampak ada sebuah hasrat dan kerinduan yang selama ini terpendam karena dia sudah lama tidak dijama oleh Pria. Tidak kusangka ternyata Olivia saat itu menutup pintu kamark. Tanpa banyak bicara, aku-pun aku tahu maksud Olivia, lalu akupun meladeni olivia dengan penuh gairah.
Mulailah aku meraih tangan Olivia, tanpa perlawanan Olivia, kemudian kami-pun saling berciuman. Benar-benar agresif dan liar wanita cantik ini. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata dia menyambar handuk yang kukenakan. Setelah handukuku terbuka, Olivia-pun melihat Penisku yang sudah setengah berdiri itu. Tanpa basa-basi, dia menyambar Penisku serta meremas-remasnya.
“ Ssss… Aghhh… nikmat sekali Liv… terus Liv… Aghhh… “, desahku.
Ternyata desahanku itu mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh dan lebih liar lagi. Lalu tiba-tiba dia berjongkok, dan melumat Penisku begitu saja,
“ Oughhh… Ssss… Aghhh….. … Nikmmaat… “, desahku lagi.
Olivia sangat mahir sekali melakukan itu, dia seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya. Dengan semangat, dia terus mengulum dan mengocok Penisku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.
“ Oughhh… aduhh… ”,
Akhirnya hampir 12 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari Penisku.
“ Oughhh… tahann… Ssss… Aghhh… aku mau kkeluaar… Liv… Aghhhh…. ”, rintihku menuju klimaks.
Karena memang kuluman Olivia sangatlah mahir dan liar, tidak lama setelah itu,
“ Crottt… Crottt… Crottt… ”
Tersemburlah spermaku ke dalam mulutnya. Sambil terus mengocok dan mengulum kepala Penisku, Olivia berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Olivia tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.
Perlahan-lahan Penisku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Olivia melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah payudaranya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
“ Oughhhh… Teruss Nang… Teruss… “, desahnya.
Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur.
Tanpa diperintah, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi Vaginanya dan kujilati seluruh bibir Vaginanya.
“ Oughhh… teruss… Nang… Aduhh… Nikmat…”, ucap Olivia menikmati jilatanku.
Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti cacing kepanasan,
“ Nang… Oughhh… terus sayang… Ssss… Aghhh… “,
Desah kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
“ Sruppp…Sruppp… “, , suara sedotaku di Vaginanya.
Seiring dengan liarnya lidahku memainkan Klitorisnya, dia,
“ Oughhh… Nikmat… Teruss… Teruss…”, teriakannya semakin merintih.
Tiba-tiba dia menekankan kepalaku ke Vaginanya, kuhisap kuat lubang Vaginanya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari Vaginanya semakin banyak.
“ Ughhh… Ssss… Aghhh… A… aa… aku… keluuaarr… sayang… oughhh… “, , ucapku menuju klimaks.
“ Crottt… Crottt… Crottt… “,
Ternyata Olivia mengalami orgasme yang dahsyat. Sebagaimana yang dia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari Vaginanya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari Vaginanya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Olivia masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan Penisku ke dalam Vaginanya yang basah.
“ Blesss…. Oughhh… yeahhh… nikmat sekali… “, , ucapku.
Tanpa mengalami hambatan, Penisku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Olivia.
“ Oughhh… Oliviaa… sayang… nikmat “, , ucapku.
Batang Penisku sepeti dipilin-pilin. Olivia yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.
“ Oughhh… Nang… Terus… Sayang… Eumm… Aghhh…”,
Penisku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Olivia… Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.
“ Kamu di bawah ya, sayang… “, bisiknya penuh nikmat.
Ketika itu aku hanya pasrah, tanpa melepaskan Penisku dari Vaginanya, kami merubah posisi. Dengan semangat menggelora, Penisku terus digoyangnya. Olivia dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan Penisku ke liang Vaginanya.
“ Oughhh… Remas payudaraku… Sayangg…. Terus sayang… Oughhh… “, erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“ Oughhh… Olivia… terus goyang sayang… “, teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah payudaraku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar Penisku menghujam lebih dalam.
“ Nangi… Ah… aku… Keluar sayang… Oughhh… “,
Ternyata Olivia telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Olivia, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti biduan dangdut,
“ Oughhh… Olivia… Nikmatnya… Aku keluuarr… “,
“ Crottt… Crottt… Crottt… “,
Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku… Dan langsung saja memenuhi liang vagina Olivia.
“ Oughhh… Nang… kau begitu perkasa.”,
Telah lama aku menantikan hal ini. Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Olivia memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas Penisku. Kemudian, tanpa kukomando, Olivia berusaha mencabut Penisku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan Vaginanya.
Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala Penisku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lubang Vaginanya. Olivia terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala Penisku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang Penisku. Sesekali dia menghisap dengan keras lubang Penisku. Aku merasa nikmat dan geli.
“ Oughhhh… Olivia… Geli… “, desahku lirih.
Namun Olivia tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok Penisku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Olivia membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lubang Vaginanya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.
“ Oughhh… Nang… nikmat… ya… Oughhh… “, desahnya.
Olivia menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“ Oughhh… Terus… Ssss… Aghhh… “, desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini Vaginanya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“ Oughhhh… Yaahh. Teruss… Oughhh… OoOughhhh”, aku menyedot kuat vaginanya.
“ Sayang… Oughhhh… aku… keluar… aghhh…. “, , ucap Olivia menuju klimaksnya lagi.
Lalu Olivia-pun menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lubang Vaginanya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, Penisku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Olivia merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya.
Olivia terus menghisap dan menyedoti Penisku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.
“ Oughhh… Olivia… Teruss… Teruss… “, rintihku menahan sejuta kenikmatan.
Olivia terus mempercepat gerakan mulutnya dengfan liarnya,
“ Oughhh… Olivia… Aku… Keluuarr… Oughhh… “,
“ Crottt… Crottt… Crottt… “,
Spermaku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara Olivia seakan tidak merelakan setetespun spermaku meleleh keluar.
“ Terimakasih sayang… “, ucapku pada Olivia.
Saat itu aku-pun merasa sangat puas lalu Olivia-pun mengecup bibirku, dan,
“ Nang… mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini. Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.”, ucapnya puas kepadaku.
Saat itu aku mengangguk, dan memeluk Olivia ketika dia bertanya hal itu padaku. Singkat cerita semenjak kejadian itu, kami sering melakukan hubungan sexs di kamarnya mauoun dikamarku. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Olivia mengulum penisku.
Tak jarang di kala pagi hari ketika penisku ereksi, Olivia sering mengkulum penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat Vaginanya karena gemas. Intinya kami lakukan sesuai mood kami. Hubungan ini kami lakukan secara diam-diam tanpa ada sepengetahuan penghuni kos lainya. Sungguh indah sekali tinggal di kost itu, jika ereksi tinggal panggil lalu beraksi.hhe.
0 comments:
Post a Comment