Tuesday, November 22, 2016

Nisa Sang Pemuas Nafsu

Nisa Sang Pemuas Nafsu

Kisah Nyata - Sebut saja nama saya Anwar, usia saya 31 tahun, diumur yang masih tergolong muda aku sudah menjadi Manager disalah satu Bank swasta di kota Kudus ( Jateng). Saya membawahi beberapa anak buah, salah satu anak buah saya bernama Galih , ia berposisi sebagai sales marketing, seperti biasa tugas Sales Marketing adalah menemui customer dan memberi penjelasan mengenai penawaran dari perusahaan. Pada hari itu adalah akhir pekan, kebetulan pada hari itu ada calon customer yang minta ditemui pada hari itu, kira-kira sekitar puku l1.00 WIB, Calon customer menelefon berasal dari kota Jepara ( tapi agak plosok lokasinya ) meminta presentasi mengenai penawaran yang kami berikan. Galih pun segera berangkat menuju Jepara bersama Feri (sales Marketing juaga). Gini Tinggalah kami ber 3 di kantor, yaitu saya, Denis dan Brian.
Kira-kira setengah jam setelah keberangkatan Galih dan Feri datanglah seorang wanita cantik, ternyata ia adalah Nisa. Kemudian sayapun mempersilahkan Nisa untuk masuk dan menunggu Galih yang sedang dinas keluar. Ia pun juga bilang kalau memang disuruh Galih untuk menunggu di kantor. Kebetulan waktu itu Nisa baru saja pulang dari kantor yang jarak kantornya kebetulan tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kemudian kami ber 4 pun mengobrol di ruang tengah kantor. Pada saat itu posisi duduk Nisa di kursi meja kantor pacarnya, ia mengenakan blazer warna hitam dengan rok yang diatas lutut. Sungguh sangat menggoda sekali Nisa ketika itu. kalau melihat postur tubuhnya boleh dijamin deh, semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergoda dengan pesona Nisa.
Oh iya Nisa ini masih berumur 22tahun, tinggi kurang lebih 165 cm, berat 49 kg dan kira-kira ukuran bra Nisa 34 A. Sekitar jam 13.00 Galih menelfon kantor, memberi kabar kalau ban belakang mobilnya bocor, padahal posisi GAlih ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon customer. Dan Ia pun bergegas mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat lokasi, dan Galih juga sempat bebincang dengan Nisa untuk sabar menunggu. Kemudian Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Nisa dengan cerita-cerita mengenai hubunganya dengan Galih . pada waktu itu cuaca terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudian turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Galih, dan ternyata ia masih mencari tempat tambal ban. Setelah selesai kamkpun melanjutkan obrolan kami,
“ Nisa, gimana “ punya ” Galih , gede nggak? ”, tanya Denis menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Nisa.
“ Ah…mas Denis…tanyanya kok gitu…rahasia dong ”, jawab Nisa malu-malu.
“ Gedean mana kalo sama punya Pak Anwar …. ”, tanya Denis sambil menyebutkan namaku.
“ Ah… mas Denis… ”, jawab Nisa lagi.
Perbincangan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Nisa dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Nisa sudah sering berhubungan badan dengan Galih dari cerita Galih sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Nisa,
“ Eh, kalian berdua jangan anggurin Nisa gitu aja donk, kasih Nisa minum gih !!!!, perintahku kepada Denis dan Brian dengan perintah simbolis. Rupanya Denis dan Brian tahu apa maksudku.
“ Oh iya, sori Nisa ya Nis…. hhe ” jawab Brian sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal ia berjalan kearah belakang kursi Nisa dan hal itu tidak disadari Nisa. Diluar hujan semakin deras. Dengan gerakan kilat Brian merangkul Nisa dari belakang,
“ Gini.., ” kata Brian dengan mendekap erat Nisa.
“ Kamu pikir deh Nis… umurmu baru 22 dan tubuhmu sangat sexy, bisalah kalau kami kami nyobain kamu … hhe ” lanjut Brian semakin erat mendekap Nisa yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.
“ Ah … apa-apaan ini ” teriak Nisa , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi nafsu saja. Tiba-tiba saja Denis menarik kaki Nisa,
“ Diam…sebentar Nis..! ” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Nisa pakai.
Lalu Denis dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Nisa dan sambil bicara kepada saya,
“ Dah boss ditidurin aja dulu di lantai ”.
Nisa semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Brian dan Denis membungkam erat mulut Nisa. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.
“ Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami ” timpalku.
“ Permainan apa …..? ” tanya Nisa dengan ketakutan.
Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Nisa seperti ini. Saya jadi tambah nafsu,
“ Ok-ok ..baik.., ” kata Nisa tiba-tiba,
“ Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Galih, tapi jangan ceritakan kejadian ini ya… aku mau melayani permainan kalian… ”, kata Nisa membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
Tiba-tiba saja Nisa langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir. Reflek saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Nisa berganti ke bibir Brian, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Denis. Aku jilati leher Nisa, terusia juga menjilati kuping Denis.
Tanpa sadar Nisa mendesah, “ Ahh, enak, Mas… terus..! ”
“ Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap Diam ya…. ” kataku.
“ Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditelanjangi dulu..! ” jawab Nisa.
Dengan cepat aku membuka baju Nisa dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Denis dan Brian langsung bergerilya di payudara Nisa. Disingkaplah BH Nisa sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua Pentil Nisa.
“ Ahh, enak gigitannya…. ” Nisa mendesah pelan.
Samar-samar saya melihat Nisa sambil memperhatikan wajah saya dan ia tersenyum. Sekarang tangan saya mencoba mencari buah payudara Nisa untuk saya remas-remas. Brian dan Denis segera menuju bagian bawah tubuh Nisa.
“ Pokoknya santai saja Nis…! ” kata Brian sambil menaikkan rok yang dikenakan Nisa.
“ Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..! ” ujar Denis sambil bergumam melihat CD yang dipakai Nisa.
“ Kamu tahu saja kesukaan kami..! ” kata Denis, “ Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita nafsu….! ” kataku. Dan sekarang Nisa sudah berjongkok untuk mulai mengkulum.
“ Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Nis..! ” kata saya sambil mendesah.
Kurang lebih 15 menit Nisa telah mengkulum Kont*l kami bertiga. Kemudian Nisa dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaia n dalamnya.
“ Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….! ” kata Nisa memerintah kami bertiga.
Kesempatan ini tidak kami sia -sia kan. Langsung saja saya rebahkan Nisa di lantai dan saya jilati vag*nanya, dan Brian juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Nisa sedangkan Denis melumat habis bibir Nisa. .Samar-samar saya mendengar Nisa mulai mendesah. Kali ini saya gantia n ke buah payudara Nisa, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantia n, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun Pentil Nisa. Dan Nisa kemudian bicara,
“ Ayo isep… Pentil saya..! ”
“ Wah ini saatnya ..! ” pikir saya dalam hati.
“ Kamu minta diisep Pentil kamu..! ” jawab saya sambil tersenyum.
Saya lihat Brian dan Denis tersenyum melihat Nisa terkapar pasrah. Tidak lama setelah saya memainkan buah payudara Nisa, saya turun lagi ke vag*nanya. Tampaklah bulu-bulu Vag*na Nisa yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap Vag*na Nisa.
“ Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..! ” sahut Nisa sambil mendesah.
Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah lia r untuk menghisap vag*nanya.
“ Ahh….aku mau keluar, ” lirih Nisa.
Dan tiba-tiba saja cairan Vag*na Nisa keluar diiringin teriakan dari Nisa.
“ Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..? ” kata Nisa terputus-putus.
Saya hanya tersenyum saja,
“ Masukin punya mas…sekarang..! ” pinta Nisa.
“ Nanti dulu, Pentil kamu aku isep lagi..! ” jawab saya.
Maka dengan cepat langsung Pentil yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantia n, kiri dan kanan.
“ Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..! ” teriak Nisa.
Mendengar suara wanita lagi terangsang begitu membuat saya tambah nafsu, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan Kont*l saya ke Vag*na Nisa.
“ Sempit banget memek Nisa…! ” pikir saya dalam hati.
Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga Kont*l saya ke Vag*na Nisa,
“ Nis…memek kamu enak dan sempit …. ” kata saya dengan nafas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Nisa yang sedang merem melek. Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Nisa yang terus mendesah dan teriak.
“ Terus mas… tambah cepet ..! ”
Dan sekilas di samping saya tampak Brian dan Denis dengan Kont*l mereka sudah menegang.
“ Sabar …tunggu giliran Kalian, sekarang aku beresin dulu memek Nisa ini..! ” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Nisa.
Brian dan Denis hanya menganggukan kepala. Tidak lama kemudian Nisa minta ganti posisi, kali ini ia mau di atas. Kami pun berganti posisi.
“ Ahh.., enakk.., Kont*l mas terasa banget didalam..! ” teriak Nisa sambil merem melek.
10 menit kemudian Nisa teriak,
“ Ahh.., aku keluar lagi..! ” dan ia langsung jatuh ke pelukan saya.
Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy. Kali ini kembali Nisa menjerit,
“ Terus… mas..! ”
Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar,
“ Nis, mau keluarin dimana..? ” tanya saya.
“ Di muka saya saja. ” jawabnya cepat.
Kemudian,
“ Croott… Croott…Croott… ” sperma saya saya keluarkan di wajah Nisa.
Kemudian Nisa dengan cepat membersihkan Kont*l saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Brian dan Denis meremas Kont*l masing-masing dan ia pun melihat Nisa dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya. Tiba-tiba saja Denis mencium Nisa dengan ganasnya. Secara reflek Nisa membalasnya. Kemudian ciuman Denis mulai turun ke leher Nisa dan payudara Nisa. Nisa hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Payudara Nisa diremas-remas oleh Denis dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
“ Hmm.., Vag*na kamu bakal aku bikin basah lagi…..! ” kata Denis dengan suara menggoda.
Kemudian tanpa diperintah Denis segera mencium dan menjilati Vag*na Nisa dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
“ Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..! ” timpal Nisa.
Kemudian Brian tidak mau kalah, segera Brian raih buah payudara Nisa dan segera menghisapnya. Brian mulai dari Pentilnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Brian juga remas-remas buah payudara Nisa.
“ Yang kencang mas..! ” kata Nisa lirih.
Kurang lebih 5 menit Brian memainkan payudara Nisa, kemudian Brian turun ke vag*nanya. Tampaklah Vag*na Nisa yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
“ Memek kamu sudah basah Nis.., sudah ngga tahan yach..? ” kata Brian sambil tersenyum.
Nisa hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Brian mendekatkan mulutnya ke depan Vag*na Nisa, dan langsung Brian hisap jilati Vag*na Nisa,
“ Teruss..! Enak…mas! ” itulah suara yang terdengar dari mulut Nisa.
Setelah 10 menit Brian memainkan Vag*na Nisa, Brian melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Brian memasukkan penisnya ke dalam Vag*na Nisa.
“ Pelan-pelan….! ” kata Nisa.
Brian hanya tersenyum dan segera mencium Nisa, dan Nisa pun membalasnya dengan penuh semangat. Bless, seluruh Kont*l Brian kini berada di dalam Vag*na Nisa. Dan tanpa dikomando lagi Brian segera bergerak diikuti goyangan pinggul Nisa. Nisa memeluk Brian begitu eratnya dan Brian memperhatikan wajah Nisa yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
5 menit kemudian Nisa ingin berganti posisi.
“ Gantia n dogy …! ” pinta Nisa
Brian turuti saja kemauan Nisa.
“ Bless, bless.., bless..! ”
Sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena Vag*na Nisa sudah basah dan menurut Brian, Nisa tidak lama lagi akan keluar. Dan benar saja dugaan Brian, tiba-tiba saja Nisa teriak,
“ Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..! ”
Kemudian Nisa langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara Kont*l Brian masih tertancap dalam Vag*na Nisa. Brian segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Brian terasa ingin keluar.
“ Keluarin di mana Nis..? ” tanya Brian.
“ Di dalam …..! ” jawab Nisa dengan suara yang terbata-bata.
Lalu, “ Crott, crott..! ” Kont*l Brian segera mengeluarkan semburan spermanya.
“ Ahh..! ” Brian bersuara dengan keras, “ Enak….! ” lanjut Brian.
Kemudian Brian langsung rebah di sebelah kanan Nisa, sementara Denis tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Nisa.
“ Wah capek kamu Nisa..? ” tanya Denis.
Nisa yang sudah lemas hanya dapat tersenyum. Singkat cerita setelah istirahat beberapa menit, Nisa melanjutkan meladeni permainan Denis. Tanpa terasa hampir tiga jam kami menikmati tubuh Nisa. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Galih datang. Kami hanya tersenyum melihat Galih yang ketika itu mencium pipi Nisa dengan mesranya. Sungguh skadal gangbang yang menakjubkan dan tak terlupakan. Maafkan kami sobat kami telah menyetubuhi pacarmu ( kata dalam hati kami ).

0 comments:

Post a Comment