Friday, September 9, 2016

Seks Pertamaku Diusia 13 Tahun


Seks Pertamaku Diusia 13 Tahun – Kembali lagi dengan Ane yang akan memberikan postingan terbaru yang tentu nya cukup hot yang dapat Agan lihat cerita atau foto dewasa nya hanya di CiyusMiapah.Com. Baiklah langsung saja sesuai judul diatas kali ini Ane akan memberikan artikel mengenai Seks Pertamaku Diusia 13 Tahun yang bisa dilihat atau simak dibawah ini

Seks Pertamaku Diusia 13 Tahun – Didalam cerita pengalaman Ane yang pertama yang Ane beri judul “Masa kecil Ane di Palembang”, Ane menceritakan bagaimana Ane diperkenalkan kepada kenikmatan senggama pada waktu Ane masih berumur 13 tahun oleh Ayu, seorang wanita tetangga kami yang telah berumur jauh lebih tua. Ane dibesarkan didalam keluarga yang sangat taat dalam agama. Ane sebelumnya belum pernah terekspos terhadap hubungan laki-laki dan perempuan. Pengetahuan Ane mengenai hal-hal persetubuhan hanyalah sebatas apa yang Ane baca didalam cerita-cerita porno ketikan yang beredar di sekolah ketika Ane duduk di bangku SMP.

Pada masa itu belum banyak kesempatan bagi anak lelaki seperti Ane walaupun melihat tubuh wanita bugil sekalipun. Anak-anak lelaki masa ini mungkin susah membayangkan bahwa anak seperti Ane cukup melihat gambar-gambar di buku mode-blad punya kakak Ane seperti Lana Lobell, dimana terdapat gambar-gambar bintang film seperti Ginger Roberts, Jayne Mansfield, yang memperagakan pakaian dalam, ini saja sudah cukup membuat kita terangsang dan melakukan masturbasi beberapa kali.

Bisalah dibayangkan bagaimana menggebu-gebunya gairah dan nafsu Ane ketika diberi kesempatan untuk secara nyata bukan saja hanya bisa melihat tubuh bugil wanita seperti Ayu, tetapi bisa mengalami kenikmatan bersanggama dengan wanita sungguhan, tanpa memperdulikan apakah wanita itu jauh lebih tua. Dengan hanya memandang tubuh Ayu yang begitu mulus dan putih saja sucah cukup sebetulnya untuk menjadi bahan imajinasi Ane untuk bermasturbasi, apalagi dengan secara nyata-nyata bisa merasakan hangatnya dan mulusnya tubuhnya. Apalagi betul-betul melihat kemaluannya yang mulus tanpa jembut. Bisa mencium dan mengendus bau kemaluannya yang begitu menggairahkan yang kadang-kadang masih berbau sedikit amis kencing perempuan dan yang paling hebat lagi buat Ane adalah bisanya Ane menjilat dan mengemut kemaluannya dan kelentitnya yang seharusnyalah masih merupakan buah larangan yang penuh rahasia buat Ane.

Mungkin pengalaman dini inilah yang membuat Ane menjadi sangat menikmati apa yang disebut cunnilingus, atau mempermainkan kemaluan wanita dengan mulut. Sampai sekarangpun Ane sangat menikmati mempermainkan kemaluan wanita, mulai dari memandang, lalu mencium aroma khasnya, lalu mempermainkan dan menggigit bibir luarnya (labia majora), lalu melumati bagian dalamnya dengan lidah Ane, lalu mengemut clitorisnya sampai si wanita minta-minta ampun kewalahan. Yang terakhir barulah Ane memasukkan batang kemaluan Ane kedalam liang sanggamanya yang sudah banjir.

Setelah kesempatan Ane dan Ayu untuk bermain cinta (Ane tidak tahu apakah itu bisa disebut bermain cinta) yang pertama kali itu, maka kami menjadi semakin berani dan Ayu dengan bebasnya akan datang kerumah Ane hampir setiap hari, paling sedikit 3 kali seminggu. Apabila dia datang, dia akan langsung masuk kedalam kamar tidur Ane, dan tidak lama kemudian Anepun segera menyusul.

Biasanya dia selalu mengenakan daster yang longgar yang bisa ditanggalkan dengan sangat gampang, hanya tarik saja keatas melalui kepalanya, dan biasanya dia duduk dipinggiran tempat tidur Ane. Ane biasanya langsung menerkam payudaranya yang sudah agak kendor tetapi sangat bersih dan mulus. Pentilnya dilingkari bundaran yang kemerah-merahan dan pentilnya sendiri agak besar menurut penilaian Ane. Ayu sangat suka apabila Ane mengemut pentil susunya yang menjadi tegang dan memerah, dan bisa dipastikan bahwa kemaluannya segera menjadi becek apabila Ane sudah mulai ngenyot-ngenyot pentilnya.

Ngentot Pacarku dan Mamanya Yoiii – Mungkin saking tegangnya Ane didalam melakukan sesuatu yang terlarang, pada permulaannya kami mulai bersanggama, Ane sangat cepat sekali mencapai klimaks. Untunglah Ayu selalu menyuruh Ane untuk menjilat-jilat dan menyedot-nyedot kemaluannya lebih dulu sehingga biasanya dia sudah orgasme duluan sampai dua atau tiga kali sebelum Ane memasukkan penis Ane kedalam liang peranakannya, dan setelah Ane pompa hanya beberapa kali saja maka Ane seringkali langsung menyemprotkan mani Ane kedalam vaginanya. Barulah untuk ronde kedua Ane bisa menahan lebih lama untuk tidak ejakulasi dan Ayu bisa menyusul dengan orgasmenya sehingga Ane bisa merasakan empot-empotan vaginanya yang seakan-akan menyedot penis Ane lebih dalam kedalam sorga dunia.

Ayu juga sangat doyan mengemut-ngemut penis Ane yang masih belum bertumbuh secara maksimum. Ane tidak disunat dan Ayu sangat sering menggoda Ane dengan menertawakan “kulup” Ane, dan setelah beberapa minggu Ayu kemudian berhasil menarik seluruh kulit kulup Ane sehingga topi baja Ane bisa muncul seluruhnya. Ane masih ingat bagaimana dia berusaha menarik-narik atau mengupas kulup Ane sampai terasa sakit, lalu dia akan mengobatinya dengan mengemutnya dengan lembut sampai sakitnya hilang. Setelah itu dia seperti memperolah permainan baru dengan mempermainkan lidahnya disekeliling leher penis Ane sampai Ane merasa begitu kegelian dan kadang-kadang sampai Ane tidak kuat menahannya dan mani Ane tumpah dan muncrat ke hidung dan matanya.

Kadang-kadang Ayu juga minta “main” walaupun dia sedang mens. Walaupun dia berusaha mencuci vaginanya lebih dulu, Ane tidak pernah mau mencium vaginanya karena Ane perhatikan bau-nya tidak menyenangkan. Paling-paling Ane hanya memasukkan penis saja kedalam vaginanya yang terasa banjir dan becek karena darah mensnya. Terus terang, Ane tidak begitu menikmatinya dan biasanya Ane cepat sekali ejakulasi. Apabila Ane mencabut kemaluan Ane dari vagina Ayu, Ane bisa melihat cairan darah mensnya yang bercampur dengan mani Ane. Kadang-kadang Ane merasa jijik melihatnya.

Satu hari, kami sedang asyik-asyiknya menikmati sanggama, dimana kami berdua sedang telanjang bugil dan Ayu sedang berada didalam posisi diatas menunggangi Ane. Dia menaruh tiga buah bantal untuk menopang kepala Ane sehingga Ane bisa mengisap-isap payudaranya sementara dia menggilas kemaluan Ane dengan dengan kemaluannya. Pinggulnya naik turun dengan irama yang teratur. Kami rileks saja karena sudah begitu seringnya kami bersanggama. Dan pasangan suami isteri yang tadinya menyewa kamar dikamar sebelah, sudah pindah kerumah kontrakan mereka yang baru.

Ane sudah ejakulasi sekali dan air mani Ane sudah bercampur dengan jus dari kemaluannya yang selalu membanjir. Lalu tiba-tiba, pada saat dia mengalami klimaks dan dia mengerang-erang sambil menekan Ane dengan pinggulnya, anak perempuannya yang bernama Efi ternyata sedang berdiri dipintu kamar tidur Ane dan berkata, “Ibu main kancitan, iya..?” (kancitan = ngentot, bahasa Palembang)

Ane sangat kaget dan tidak tahu harus berbuat bagaimana tetapi karena sedang dipuncak klimaksnya, Ayu diam saja terlentang diatas tubuh Ane. Ane melirik dan melihat Efi datang mendekat ketempat tidur, matanya tertuju kebagian tubuh kami dimana penis Ane sedang bersatu dengan dengan kemaluan ibunya. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur dengan mata melotot.

“Hayo, ibu main kancitan,” katanya lagi.

Lalu pelan-pelan Ayu menggulingkan tubuhnya dan berbaring disamping Ane tanpa berusaha menutupi kebugilannya. Ane mengambil satu bantal dan menutupi perut dan kemaluan Ane .

“Efi, Efi. Kamu ngapain sih disini?” kata Ayu lemas.

“Efi pulang sekolah agak pagi dan Efi cari-cari Ibu dirumah, tahunya lagi kancitan sama Bang Johan,” kata Efi tanpa melepaskan matanya dari arah kemaluan Ane. Ane merasa sangat malu tetapi juga heran melihat Ayu tenang-tenang saja.

“Efi juga mau kancitan,” kata Efi tiba-tiba.

“E-eh, Efi masih kecil..” kata ibunya sambil berusaha duduk dan mulai mengenakan dasternya.

“Efi mau kancitan, kalau nggak nanti Efi bilangin Abah.”

“Jangan Efi, jangan bilangin Abah.., kata Ayu membujuk.

“Efi mau kancitan,” Efi membandel. “Kalo nggak nanti Efi bilangin Abah..”

“Iya udah, diam. Sini, biar Johan ngancitin Efi.” Ayu berkata.

Ane hampir tidak percaya akan apa yang Ane dengar. Jantung Ane berdegup-degup seperti alu menumbuk. Ane sudah sering melihat Efi bermain-main di pekarangan rumahnya dan menurut Ane dia hanyalah seorang anak yang masih begitu kecil. Dari mana dia mengerti tentang “main kancitan” segala?

Ayu mengambil bantal yang sedang menutupi kemaluan Ane dan tangannya mengelus-ngelus penis Ane yang masih basah dan sudah mulai berdiri kembali.

“Sini, biar Efi lihat.” Ayu mengupas kulit kulup Ane untuk menunjukkan kepala penis Ane kepada Efi. Efi datang mendekat dan tangannya ikut meremas-remas penis Ane. Aduh maak, Ane berteriak dalam hati. Bagaimana ini kejadiannya? Tetapi Ane diam saja karena betul-betul bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.

Cerita Hot – Tempat tidur Ane cukup besar dan Ayu kemudian menyutuh Efi untuk membuka baju sekolahnya dan telentang di tempat tidur didekat Ane. Ane duduk dikasur dan melihat tubuh Efi yang masih begitu remaja. Payudaranya masih belum berbentuk, hampir rata tetapi sudah agak membenjol. Putingnya masih belum keluar, malahan sepertinya masuk kedalam. Ayu kemudian merosot celana dalam Efi dan Ane melihat kemaluan Efi yang sangat mulus, seperti kemaluan ibunya. Belum ada bibir luar, hanya garis lurus saja, dan diantara garis lurus itu Ane melihat itilnya yang seperti mengintip dari sela-sela garis kemaluannya. Efi merapatkan pahanya dan matanya menatap kearah ibunya seperti menunggu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Ane mengelus-elus bukit venus Efi yang agak menggembung lalu Ane coba merenggangkan pahanya. Dengan agak enggan, Efi menurut, dan Ane berlutut di antara kedua pahanya dan membungkuk untuk mencium selangkangan Efi.

“Ibu, Efi malu ah..” kata Efi sambil berusaha menutup kemaluannya dengan kedua tangannya.

“Ayo, Efi mau kancitan, ndak?” kata Ayu.

Ane mengendus kemaluan Efi dan baunya sangat tajam.

“Uh, mambu pesing.” Ane berkata dengan agak jijik. Ane juga melihat adanya “keju” yang keputih-putihan diantara celah-celah bibir kemaluan Efi.

“Tunggu sebentar,” kata Ayu yang lalu pergi keluar kamar tidur. Ane menunggu sambil mempermainkan bibir kemaluan Efi dengan jari-jari Ane. Efi mulai membuka pahanya makin lebar.

Sebentar kemudian Ayu datang membawa satu baskom air dan satu handuk kecil. Dia pun mulai mencuci kemaluan Efi dengan handuk kecil itu dan Ane perhatikan kemaluan Efi mulai memerah karena digosok-gosok Ayu dengan handuk tadi. Setelah selesai, Ane kembali membongkok untuk mencium kemaluan Efi. Baunya tidak lagi setajam sebelumnya dan Anepun menghirup aroma kemaluan Efi yang hanya berbau amis sedikit saja. Ane mulai membuka celah-celah kemaluannya dengan menggunakan lidah Ane dan Efi-pun merenggangkan pahanya semakin lebar. Ane sekarang bisa melihat bagian dalam kemaluannya dengan sangat jelas. Bagian samping kemaluan Efi kelihatan sangat lembut ketika Ane membuka belahan bibirnya dengan jari-jari Ane, kelihatanlah bagian dalamnya yang sangat merah.

Ane isap-isap kemaluannya dan terasa agak asin dan ketika Ane mempermainkan kelentitnya dengan ujung lidah Ane, Efi menggeliat-geliat sambil mengerang, “Ibu, aduuh geli, ibuu.., geli nian ibuu..”

Ane kemudian bangkit dan mengarahkan kepala penis Ane kearah belahan bibir kemaluan Efi dan tanpa melihat kemana masuknya, Ane dorong pelan-pelan.

“Aduh, sakit bu..,” Efi hampir menjerit.

“Johan, pelan-pelan masuknya.” Kata Ayu sambil mengelus-elus bukit Efi.

Ane coba lagi mendorong, dan Efi menggigit bibirnya kesakitan.

“Sakit, ibu.”

Ayu bangkit kembali dan berkata,”Johan tunggu sebentar,” lalu dia pergi keluar dari kamar.

Ane tidak tahu kemana Ayu perginya dan sambil menunggu dia kembali Anepun berlutut didepan kemaluan Efi dan sambil memegang batang penis, Ane mempermainkan kepalanya di clitoris Efi. Efi memegang kedua tangan Ane erat-erat dengan kedua tangannya dan Ane mulai lagi mendorong.

Cerita Panas – Ane merasa kepala penis Ane sudah mulai masuk tetapi rasanya sangat sempit. Ane sudah begitu terbiasa dengan lobang kemaluan Ayu yang longgar dan penis Ane tidak pernah merasa kesulitan untuk masuk dengan mudah. Tetapi liang vagina Efi yang masih kecil itu terasa sangat ketat. Tiba-tiba Efi mendorong tubuh Ane mundur sambil berteriak, “Aduuh..!” Rupanya tanpa Ane sadari, Ane sudah mendorong lebih dalam lagi dan Efi masih tetap kesakitan.

Sebentar lagi Ayu datang dan dia memegang satu cangkir kecil yang berisi minyak kelapa. Dia mengolesi kepala penis Ane dengan minyak itu dan kemudian dia juga melumasi kemaluan Efi. Kemudian dia memegang batang kemaluan Ane dan menuntunnya pelan-pelan untuk memasuki liang vagina Efi. Terasa licin memang dan Ane-pun bisa masuk sedikit demi sedikit. Efi meremas tangan Ane sambil menggigit bibir, apakah karena menahan sakit atau merasakan enak, Ane tidak tahu pasti.

Ane melihat Efi menitikkan air mata tetapi Ane meneruskan memasukkan batang penis Ane pelan-pelan.

“Cabut dulu,” kata Ayu tiba-tiba.

Ane menarik penis Ane keluar dari lobang kemaluan Efi. Ane bisa melihat lobangnya yang kecil dan merah seperti menganga. Ayu kembali melumasi penis Ane dan kemaluan Efi dengan minyak kelapa, lalu menuntun penis Ane lagi untuk masuk kedalam lobang Efi yang sedang menunggu. Ane dorong lagi dengan hati-hati, sampai semuanya terbenam didalam Efi. Aduh nikmatnya, karena lobang Efi betul-betul sangat hangat dan ketat, dan Ane tidak bisa menahannya lalu Ane tekan dalam-dalam dan air manikupun tumpah didalam liang kemaluan Efi. Efi yang masih kecil. Ane juga sebetulnya masih dibawah umur, tetapi pada saat itu kami berdua sedang merasakan bersanggama dengan disaksikan Ayu, ibunya sendiri.

Efi belum tahu bagaimana caranya mengimbangi gerakan bersanggama dengan baik, dan dia diam saja menerima tumpahan air mani Ane. Ane juga tidak melihat reaksi dari Efi yang menunjukkan apakah dia menikmatinya atau tidak. Ane merebahkan tubuh Ane diatas tubuh Efi yang masih kurus dan kecil itu. Dia diam saja.

Setelah beberapa menit, Ane berguling kesamping dan merebahkan diri disamping Efi. Ane merasa sangat terkuras dan lemas. Tetapi rupanya Ayu sudah terangsang lagi setelah melihat Ane menyetubuhi anaknya. Diapun menaiki wajah Ane dan mendudukinya dan menggilingnya dengan vaginanya yang basah, dan didalam kami di posisi 69 itu diapun mengisap-ngisap penis Ane yang sudah mulai lemas sehingga penis Ane itu mulai menegang kembali.

Wajah Ane begitu dekat dengan anusnya dan Ane bisa mencium sedikit bau anus yang baru cebok dan entah kenapa itu membuat Ane sangat bergairah. Nafsu kami memang begitu menggebu-gebu, dan Ane sedot dan jilat kemaluan Ayu sepuas-puasnya, sementara Efi menonton kami berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ane sudah mengenal kebiasaan Ayu dimana dia sering kentut kalau betul-betul sedang klimaks berat, dan saat itupun Ayu kentut beberapa kali diatas wajah Ane. Ane sempat melihat lobang anusnya ber-getar ketika dia kentut, dan Anepun melepaskan semburan air mani Ane yang ketiga kalinya hari itu didalam mulut Ayu. “Alangkah lemaknyoo..!” Ane berteriak dalam hati.

“Ugh, ibu kentut,” kata Efi tetapi Ayu hanya bisa mengeluarkan suara seperti seseorang yang sedang dicekik lehernya.

Hanya sekali itu saja Ane pernah menyetubuhi Efi. Ternyata dia masih belum cukup dewasa untuk mengetahui nikmatnya bersanggama. Dia masih anak kecil, dan pikirannya sebetulnya belum sampai kepada hal-hal seperti itu. Tetapi Ane dan Ayu terus menikmati indahnya permainan bersanggama sampai dua atau tiga kali seminggu. Ane masih ingat bagaimana Ane selalu merasa sangat lapar setelah setiap kali kami selesai bersanggama. Tadinya Ane belum mengerti bahwa tubuh Ane menuntut banyak gizi untuk menggantikan tenaga Ane yang dikuras untuk melayani Ayu, tetapi Ane selalu Ane merasa ingin makan telur banyak-banyak. Ane sangat beruntung karena kami kebetulan memelihara beberapa puluh ekor ayam, dan setiap pagi Ane selalu menenggak 4 sampai 6 butir telur mentah. Ane juga memperhatikan dalam tempo setahun itu penis Ane menjadi semakin besar dan bulu jembut Ane mulai menjadi agak kasar. Ane tidak tahu apakah penis Ane cukup besar dibandingkan suami Ayu ataupun lelaki lain. Yang Ane tahu adalah bahwa Ane sangat puas, dan kelihatannya Ayu juga cukup puas.

Ngentot Pacarku dan Mamanya Yoiii – Ane tidak merasa seperti seorang yang bejat moral. Ane tidak pernah melacur dan ketika Ane masih kawin dengan isteri Ane yang orang bule, walaupun perkawinan kami itu berakhir dengan perceraian, Ane tidak pernah menyeleweng. Tetapi Ane akan selalu berterima kasih kepada Ayu (entah dimana dia sekarang) yang telah memberikan Ane kenikmatan didalam umur yang sangat dini, dan pelajaran yang sangat berharga didalam bagaimana melayani seorang perempuan, terlepas dari apakah itu salah atau tidak.

Ngentot Pacarku dan Mamanya ini mantap bukan? kalau masih kurang puas silahkan kunjungi artikel Ane sebelumnya karena Ane sudah banyak sekali memberikan foto atau cerita dewasa untuk Agan semua, dan tidak hanya itu terus saja pantengin situs ini karena setiap harinya ada postingan terbaru yang Ane berikan khusus untuk Agan semua.

0 comments:

Post a Comment